Selasa 04 Jun 2019 20:34 WIB

Antisipasi Teror, Bandara Ngurah Rai Tingkatkan Keamanan

Unsur kenyamanan dan pelayanan kepada para penumpang tetap menjadi hal yang utama.

Calon penumpang pesawat udara membawa barang bawaan di Terminal Keberangkatan Domestik Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, Jumat (31/5/2019).
Foto: Antara/Fikri Yusuf
Calon penumpang pesawat udara membawa barang bawaan di Terminal Keberangkatan Domestik Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, Jumat (31/5/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG -- Manajemen PT Angkasa Pura I (Persero) selaku pengelola Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, meningkatkan keamanan serta kewaspadaan personel dari ancaman terorisme. Langkah ini dilakukan setelah peristiwa dugaan bom bunuh diri yang terjadi di Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah.

"Sebagai objek vital nasional yang berperan penting terhadap hajat hidup orang banyak, situasi bandar udara yang aman dan nyaman penting untuk diciptakan," ujar General Manager PT Angkasa Pura I (Persero) Kantor Cabang Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, Haruman Sulaksono, Selasa (4/6).

Haruman mengatakan, memperhatikan situasi pascateror bom di Kartasura Selasa dini hari tadi, pihaknya semakin meningkatkan keamanan dan kewaspadaan melalui berbagai langkah. "Itu langkah awal dalam mitigasi gangguan keamanan serta untuk dapat memastikan situasi keamanan bandar udara, sehingga pengguna jasa bandar udara dapat bepergian dengan pesawat udara dengan nyaman dan aman," jelasnya.

Adapun langkah peningkatan keamanan yang dilakukan adalah dengan cara peningkatan frekuensi patroli personel airport security, peningkatan pemantauan dan pengawasan melalui kamera pengawas, dan peningkatan pemeriksaan barang secara random sampling dengan menggunakan explosive trace detection (ETD) di check-in area.

"Kami juga melakukan peningkatan pemeriksaan orang, barang, dan kendaraan yang akan memasuki sisi udara serta berkoordinasi dengan personel tim keamanan gabungan yang terdiri dari TNI AU, Polsek KP3, dan unit K9," ujar Haruman.

Haruman menambahkan, personel keamanan bandara selalu siap untuk memastikan keamanan bandar udara. Personel walking patrol dari unit airport security juga dikerahkan untuk pengawasan. Peningkatan pemantauan kamera pengawas juga dilakukan di area-area yang masuk dalam kategori rawan. "Kami juga telah mengimplementasikan peningkatan pemeriksaan terhadap arus penumpang, barang, dan kendaraan yang masuk ke dalam daerah keamanan terbatas (DKT) di sisi udara," katanya.

Meskipun demikian, Haruman menegaskan unsur kenyamanan dan pelayanan kepada para penumpang tetap menjadi hal yang utama. "Kami turut mengimbau kepada para pengguna jasa bandara untuk turut mendukung terciptanya keamanan dengan cara melaporkan kepada petugas kami jika menjumpai barang yang mencurigakan, serta jika menemukan indikasi yang dapat membahayakan keamanan bandara dan keamanan penerbangan," kata dia menegaskan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement