REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komandan Regu Terminal Pulogebang menyatakan tidak ada pengamanan khusus di Terminal Terpadu Sentra Timur Pulogebang, khususnya usai ledakan yang diduga dipicu oleh bom bunuh diri di Kartasura, Sukoharjo Jawa Tengah, Senin (3/6) malam.
"Sejauh ini tim keamanan Terminal Pulogebang tetap berkoordinasi dengan berbagai pihak dalam pengamanan dan pelayanan penumpang arus mudik dan balik," kata Anwar ditemui di Terminal Pulogebang Jakarta, Selasa (4/6).
Setiap hari, kata Anwar, pihak kepolisian dari Polsek Cakung Polres Metro Jakarta Timur menurunkan sedikitnya 99 personel, di antaranya tim Brimob, Sabhara Tugas Khusus, Kriminal Khusus, Kriminal Umum, dan Narkoba Polda Metro Jaya di terminal tersebut.
"(Pengamanan) biasa saja. Tim gabungan dari kepolisian turut membantu tim internal kami yang berjumlah 25 orang. Hingga H-1 lebaran, suasana di terminal masih kondusif. Mungkin ada satu-dua kasus yang berhubungan dengan dinas sosial dan pelayanan kesehatan," katanya.
Tim Satgas Pelayanan, Pengawasan, dan Pengendalian Sosial (P3S) Melia Rose Ikedah mengatakan, pihaknya berusaha mengakomodasi para pemudik yang mengalami masalah, misalnya kehabisan uang karena minimnya perencanaan perjalanan, tersesat, atau telantar karena salah naik bus.
"Hari ini kami menemukan seorang anak berusia sekitar 10 tahun yang mengaku berasal dari Blitar. Kami belum menemukan orang tuanya dan belum ada pihak yang mengaku kehilangan. Antisipasi kami adalah membawa anak tersebut ke Dinas Sosial untuk penanganan lebih lanjut," ujar Melia.
Melia mengimbau kepada masyarakat yang hendak mudik atau akan kembali ke Jakarta untuk melakukan perencanaan sebelum melakukan perjalanan guna menghindari kemungkinan terjadinya aksi kriminalitas.
Sebuah ledakan diduga dipicu oleh bom bunuh diri terjadi di pos pantau Pospam 1 Tugu Kartasura, Sukaharjo, Jawa Tengah, pada Senin (3/6) pukul 22.30 WIB. Satu orang terduga pelaku masih dalam perawatan intensif di RSUD Moewardi, Solo.