REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polda Metro Jaya mengerahkan dua anjing pelacak untuk menyisir sejumlah titik di Stasiun Gambir, Jakarta. Hal ini untuk mengantisipasi adanya bahan peledak setelah upaya bom bunuh diri terjadi di Pos Polisi Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah.
"Itu sudah 'SOP' (standar prosedur operasional). Mereka tidak hanya di satu tempat terutama anjing pelacak, tapi mereka akan berputar di area bagian luar juga," kata Kepala Humas PT Kereta Api Indonesia Daop 1 Jakarta Eva Chairunisa di Stasiun Gambir, Jakarta, Selasa (4/6).
Dua anjing pelacak Polda Metro Jaya menyusuri sejumlah titik mulai dari tempat parkir, ruang tunggu hingga peron kereta di Stasiun Gambir.
Anjing jenis labrador itu juga mengendus barang-barang yang dibawa penumpang yang akan berangkat di peron kereta dari kemungkinan adanya bahan peledak.
Penyisiran tersebut didampingi petugas kepolisian yang dilengkapi senjata laras panjang dan petugas pengamanan stasiun.
Meski demikian, lanjut Eva, tidak ada penambahan jumlah petugas keamanan yang dikerahkan di Stasiun Gambir.
Pengamanan, kata dia, masih dilakukan seperti biasa saat memasuki arus mudik yang biasanya padat penumpang.
Eva menjelaskan PT KAI mengerahkan 1.075 petugas keamanan internal di Stasiun Gambir dibantu 246 petugas gabungan TNI dan Polri.
Selain petugas, stasiun juga diawasi kamera pengawas atau CCTV yang ditempatkan di sejumlah titik di Stasiun Gambir.
"Peningkatan penambahan keamanan masa arus mudik sudah cukup dari sisi keamanan. Jadi untuk pengamanan, kami tidak tambah petugas lagi," ucapnya.
Sebelumnya, upaya bom bunuh diri terjadi di pos pantau lalu lintas di Tugu Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah, Senin (3/6) malam.
Seorang pria yang diduga ingin menjalankan aksi bom bunuh diri mengalami luka dan dibawa ke rumah sakit untuk mendapat perawatan. Polisi saat ini masih mendalami kasus bom bunuh diri itu.