Sabtu 01 Jun 2019 12:34 WIB

Program Bela Negara Patut Jadi Contoh

Bela negara bermanfaat untuk memperkuat pemahaman berbangsa dan bernegara.

Red: EH Ismail
Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo (tengah) bersama Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Megawati Soekarnoputri (kiri) dan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPIP Hariyono (kanan) mengikuti acara penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) Pelaksanaan Pembinaan Ideologi Pancasila di kantor Kemendagri, Jakarta, Senin (20/5/2019).
Foto: Antara/Dhemas Reviyanto
Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo (tengah) bersama Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Megawati Soekarnoputri (kiri) dan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPIP Hariyono (kanan) mengikuti acara penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) Pelaksanaan Pembinaan Ideologi Pancasila di kantor Kemendagri, Jakarta, Senin (20/5/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo menyebut Program Bela Negara Kementerian Pertahanan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, serta Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi patut menjadi contoh. Pasalnya, Kementerian-Kementerian tersebut mampu menghadirkan program penguatan nilai Pancasila sesuai dengan dinamika yang dialami bangsa Indonesia.

"Kami melihat program ini sangat mendasar untuk penguatan nilai Pancasila," kata Tjahjo di Jakarta, Sabtu (1/06).

Program Bela Negara merupakan bentuk revolusi mental sekaligus untuk membangun daya tangkal bangsa dalam menghadapi kompleksitas dinamika ancaman sekaligus untuk mewujudkan ketahanan nasional. Bela Negara diaktualisasikan dalam peran dan profesi setiap warga negara.

Selain itu, pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang diajarkan di tingkat Sekolah maupun pendidikan penerapan nilai-nilai Pancasila lainnya di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan juga patut diapresiasi.

Sementara, program penguatan pendidikan Pancasila adalah untuk memperkuat pemahaman berbangsa dan bernegara di kalangan mahasiswa dan dosen. Pendidikan memiliki peran strategis dan solusi untuk mengatasi permasalahan bangsa. Yakni menghasilkan lulusan yang Pancasilais. Mereka tidak saja pandai secara kognitif tapi juga memahami permasalahan bangsa sehingga bisa berkontribusi membangun bangsanya.

"Jangan sampai karakter ke-Indonesiaan kita hilang karena masuknya ideologi lain yang bertolak belakang dengan nilai-nilai Pancasila," tegas Tjahjo.

Diketahui sebelumnya, Kementerian Dalam Negeri juga Kementerian juga telah melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman/MOU (Memorandum of Understanding) dengan Badan Pengelola Ideologi Pancasila (BPIP) tentang Pelaksanaan Pembinaan Ideologi Pancasila. Dengan ditandatanganinya MOU tersebut, BPIP dan Kemendagri sepakat untuk bekerjasama. Di antaranya fasilitasi penguatan dan penyusunan rancangan serta mengidentifikasi peraturan daerah yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

Lainnya adalah pemberdayaan komponen masyarakat dalam menggali mutiara Pancasila dan pengamalan nilai-nilai Pancasila, pelatihan dan pembinaan nilai-nilai Pancasila kepada para pihak dan Pemerintah Daerah serta Pemerintah Desa, serta pembinaan Civitas Akademika dan Praja Institut Pemerintah Dalam Negeri menjadi salah satu pelopor aktualisasi Pancasila.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement