REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa berpendapat, Menteri Agama era Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur), KH Tolchah Hasan, memiliki peran besar di Indonesia. Pengembangan pendidikan di lingkungan Nahdlatul Ulama (NU) adalah salah satu kontribusi besar yang diberikannya.
"Kiai Tolchah sudah memberikan banyak kontribusi pada negeri ini. Khususnya dalam pengembangan pendidikan di lingkungan Nahdlatul Ulama," kata Khofifah di Surabaya, Rabu (29/5).
Khofifah juga melayangkan pujian terhadap KH Tholchah Hasan, dengan menyebutnya sebagai seorang tokoh yang teguh menjaga independensi pemikiran dan gerakan organisasi. Menurut Khofifah, KH Tholchah Hasan juga merupakan tokoh yang bisa memposisikan diri, serta mengendalikan jarak dengan kekuatan politik.
"Beliau tokoh yang teguh menjaga independensi pemikiran dan gerakan organisasi. Beliau juga selalu menjaga jarak yang sama dengan kekuatan politik," ujar gubernur perempuan pertama di Jatim tersebut.
Khofifah mengaku, KH Tholchah Hasan pernah memberikan pesan kepadanya, sebelum yang bersangkutan wafat. Pesan yang diberikan, kata Khofifah, dituangkan dalam bentuk doa. KH Tholchah Hasan mendoakannya supaya bisa amanah dalam mengemban jabatannya sebagai seorang gubernur.
"Beliau mendoakan semoga amanah dan sukses serta selamat sampai akhir," ujar Khofifah.
Menteri Agama era Predisen Abdurrahman Wahid (Gus Dur), KH Tolchah Hasan, meninggal dunia pada Rabu (29/5) pukul 14.10 WIB. Sejak muda, Kiai Tolchah aktif dalam organisasi Nahdatul Ulama (NU). Pada Muktamar ke-33 NU pada 2015, Kiai Tolchah masuk dalam ahlul hali wal aqdi.
KH Tolchah lahir pada 1936 di Tuban, Jawa Timur. Dia dikenal sebagai tokoh multimediasi, sebagai ulama, tokoh pendidikan, pegiat organisasi, dan pernah aktif di pemerintahan.