Selasa 28 May 2019 21:25 WIB

BNPT: Jaringan ISIS Diduga Tunggangi Kerusuhan 22 Mei

Kerusuhan ini tidak murni dilaksanakan oleh yang berkepentingan dalam pemilu.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Andi Nur Aminah
Aksi 22 Mei. Sejumlah warga menyelamatkan diri saat terjadi aksi jalan Kemanggisan Utama, Slipi Jaya, Jakarta, Kamis (23/5).
Foto: Fakhri Hermansyah
Aksi 22 Mei. Sejumlah warga menyelamatkan diri saat terjadi aksi jalan Kemanggisan Utama, Slipi Jaya, Jakarta, Kamis (23/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mendapati gerakan radikalisme menunggangi aksi unjuk rasa berujung kerusuhan pada 21-22 Mei 2019. Bahkan kelompok yang menunggangi itu diduga masih berafiliasi dengan ISIS.

"Sebetulnya tidak murni dilaksanakan oleh yang berkepentingan dalam pemilu, tetapi betul-betul ini ditunggangi oleh kelompok radikal terorisme yang mungkin masih berafiliasi pandangannya kepada ISIS," kata Kepala Sub Direktorat Pencegahan BNPT Sudjatmiko pada wartawan usai menghadiri diskusi Forum Merdeka Barat, Selasa (28/5).

Ia menyebut BNPT menerjunkan personel saat aksi kerusuhan kemarin guna melakukan pantauan langsung. Hasilnya, BNPT mendapat bukti-bukti kuat yang mengarah pada adanya kelompok radikal yang turun tangan. Sayangnya ia enggan merinci nama kelompok radikal yang dimaksud.

"Kami juga ada mata dan telinga di lapangan, yang bisa melihat itu dan betul-betul bisa dipertanggungjawabkan bahwa kelompok itu bermain di situ," ucapnya.

Selain itu, BNPT mengungkap adanya peningkatan penyebaran paham radikal di media sosial saat berlangsungnya aksi unjuk rasa berujung kerusuhan pada 21-22 Mei 2019. BNPT memantau kelompok radikal justru mengambil kesempatan dari kejadian nasional yang menyita perhatian publik.

"Kami data di media sosial memang cenderung meningkat. Termasuk yang kemarin (aksi 21-22 Mei) masuk. Saya ada data-datanya, apakah itu videonya dan sebagainya," ujarnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement