Senin 27 May 2019 16:17 WIB

Tol Pekanbaru-Dumai Siapkan Enam Perlintasan Gajah Sumatra

Pembangunan tol Pekanbaru-Dumai ternyata melewati daerah jelajah gajah sumatra.

Gajah Sumatra (Elephas maximus sumatranus)
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Gajah Sumatra (Elephas maximus sumatranus)

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Sebanyak enam perlintasan khusus untuk gajah sumatra akan segera dibangun di proyek Jalan Tol Pekanbaru-Dumai. Dengan begitu, satwa dilindungi tersebut bisa tetap bebas berkeliaran di habitatnya tanpa mengganggu pengguna jalan.

"Ada enam perlintasan gajah, yakni satu di Sungai Tekuana dan lima lainnya di Seksi 4 dekat dengan Suaka Margasatwa Balai Raja," kata Pimpinan Proyek Pekanbaru-Dumai Seksi 3-4 dari PT Hutama Karya (Persero), Dinny Suryakencana, pada rapat Pleno Jalan Perlintasan Gajah di Jalan Tol Pekanbaru-Dumai, di Pekanbaru, Senin.

Tol Pekanbaru-Dumai sepanjang 131,48 kilometer merupakan bagian dari Tol Trans Sumatra yang merupakan program strategis nasional. Kementerian PUPR sebenarnya sudah mendesain agar jalan tol dibangun tidak melalui kawasan konservasi, namun ternyata jalan tol tetap melewati daerah jelajah (homerange) gajah sehingga jalur perlintasan khusus gajah diperlukan.

Dinny  menjelaskan, perlintasan pertama di Sungai Tekuana lokasinya di seksi 2 dan tidak jauh dari Pusat Latihan Gajah Minas di Kabupaten Siak. Di kawasan itu terdapat sedikitnya 13 gajah sumatera liar. Lima perlintasan lainnya berada di Seksi 4, yakni di STA 61 atau 61 kilometer dari Pekanbaru, STA 69+154, STA 71+992, STA 73 dan STA 74+400.

Ukuran terowongan gajah bervariasi ada yang punya tinggi batas ruang (clearance) 4,5 meter hingga 11 meter dan lebar mulai dari 25 meter hingga 45 meter. Perlintasan gajah ini belum masuk proses konstruksi karena masih finalisasi desain yang melibatkan instansi terkait, seperti Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau.

Dinny mengatakan, selama proses pembangunan, pekerja di lapangan beberapa kali melihat gajah sumatra liar secara langsung. Jejak-jejaknya juga tampak di lokasi pembangunan perlintasan gajah.

Dinny menjelaskan, jembatan yang dibangun nanti akan sesuai dengan habitat alaminya. Ada beberapa tumbuhan yang akan ditanam di terowongan bawah tol agar gajah merasa tidak terganggu ketika melintas di sana.

"Ini khusus disiapkan untuk gajah, tidak seperti perlintasan jalan desa yang diperkeras. Ini kami usahakan seperti alaminya, tak ganggu kontur alaminya," ujar Dinny.

Kepala BBKSDA Riau, Suharyono, mengatakan pada jalan tol yang akan dibangun, sebenarnya ada delapan titik potensi pertemuan dengan homerange gajah di sekitar kantong gajah Suaka Margasatwa (SM) Balai Raja Kabupaten Bengkalis dan Giam Siak Kecil. Di Balai Raja ada enam gajah, sedangkan di Giam Siak Kecil ada 50 hingga 60 ekor gajah liar.

Suharyono menjelaskan, jarak terdekat rencana tol terhadap kawasan SM Balai Raja sekitar 65 meter. Terdapat enam ekor gajah yang menetap di sana dan sedikitnya 42 ekor gajah yang bergerak secara rutin dari kantor SM Balai Raja ke kantong SM Giam Siak Kecil.

"Tapi akhirnya kami bersama Hutama Karya sepakat cukup dengan lima perlintasan gajah di daerah ini," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement