Senin 27 May 2019 09:23 WIB

Jelang Lebaran, Stok Darah PMI Bandung Menipis

Kekurangan stok darah karena tiap puasa pendonor menurun.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Indira Rezkisari
Warga mendonorkan darahnya di PMI Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (6/5/2019).
Foto: Antara/Raisan Al Farisi
Warga mendonorkan darahnya di PMI Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (6/5/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Menjelang Lebaran 2019 ini, stok darah untuk wilayah Bandung Raya mengalami kekurangan. Menurut Kepala UTD Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Bandung, Ukeu Muktimanah, saat ini jumlah darah yang tersedia sekitar 4.000 labu. Padahal, kebutuhan darah untuk Bandung Raya mencapai 500-600 labu per hari.

"Pada awal puasa kemarin, jumlah yang tersedia sebanyak 3.882 labu atau cukup untuk memenuhi kebutuhan satu pekan," ujar Ukeu kepada wartawan saat Konferensi Pers Persiapan Lebaran 2019 di RSHS belum lama ini.

Baca Juga

Ukeu mengatakan, kekurangan darah ini terjadi karena pada bulan Ramadhan jumlah pendonor berkurang. Setiap puasa pendonor menurun 70-80 persen.

"Karena banyak pendonor yang berpikir takut membatalkan shaum atau tak dapat jalankan puasa," katanya.

Ukeu menjelaskan, kekurangan paling signifikan terjadi pada golongan A dan AB. Padahal, berdasarkan pengalaman, darah golongan itu menjadi yang paling banyak dibutuhkan.

"Memang stok tidak seimbang. A dari awal kondisinya kurang," katanya.

Oleh karena itu, kata dia, pihaknya menggenjot jumlah pendonor darah dengan mengunjungi sejumlah lokasi dan melakukan sosialisasi di media sosial. "Kami mendatangi masjid, gereja, sekolah, dan perguruan tinggi," katanya.

Menurut Ukeu, warga yang bisa mendonorkan darah adalah usia 17-60 tahun berat tidak kurang dari 45 kg, tidak memiliki penyakit epilepsi, jantung, hepatitis, dan HIV.

Saat Ramadhan, kata dia, kebutuhan darah meningkat ditambah penyakit leukemia di Jabar meningkat juga. Apalagi, jelang mudik sering terjadi kecelakaan sehingga harus banyak persediaan.

Upaya lain yang dilakukan agar stok darah agar tetap ada, kata dia, setiap yang ambil darah di PMI, maka keluarga pasien harus mengganti dua labu.

"Tidak masalah beda golongan darah, misalnya pasien ambil dari A diganti darah keluarga B atau O," katanya.

Ukeu juga minta rumah sakit memiliki bank darah sehingga tidak mengandalkan darah dari PMI. Sampai saat ini yang sudah kerja sama dengan PMI, baru 17 rumah sakit dari 33 rumah sakit yang punya bank darah.

Untuk pasien yang membutuhkan darah, kata dia, bisa mendapatkan darah dengan membayar sebesar Rp 360 ribu per labu plus ganti dua labu darah keluarga.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement