Sabtu 25 May 2019 00:11 WIB

Puncak Arus Mudik di Garut Diprediksi Mulai Pekan Depan

Secara garis besar semua jalur wilayah di Kabupaten Garut bisa dilalui oleh pengguna

Rep: Bayu Adji P/ Red: Andi Nur Aminah
Arus lalu lintas mudik di Jalan Nasional 3 atau jalur selatan menuju Tasikmalaya dan Jawa Tengah tersendat jelang pasar Limbangan, Garut pada Sabtu (9/6). Pasar Limbangan merupakan salah satu titik rawan macet di jalur selatan.
Foto: Ahmad Fikri Noor
Arus lalu lintas mudik di Jalan Nasional 3 atau jalur selatan menuju Tasikmalaya dan Jawa Tengah tersendat jelang pasar Limbangan, Garut pada Sabtu (9/6). Pasar Limbangan merupakan salah satu titik rawan macet di jalur selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Kapolres Garut AKBP Budi Satria Wiguna memrediksi puncak arus mudik Lebaran melalui wilayahnya akan terjadi pada 29 hingga 31 Mei. Karena itu, pihaknya terus melakukan persiapan untuk mengantisipasi kemacetan yang biasanya selalu terjadi pada saat musim arus mudik dan arus balik.

Menurut dia, secara garis besar semua jalur wilayah di Kabupaten Garut bisa dilalui oleh pengguna jalan. Namun, pihaknya terus melakukan pengecekan baik di jalur utama atau jalur alternatif. "Minggu ini kita akan siapkan pos-pos pengamanan, sehingga minggu depan semua sudah siap beroperasi," kata dia, Jumat (24/5) malam.

Baca Juga

Ia memprediksi, arus mudik pada Lebaran kali ini tak akan sepadat tahun-tahun sebelumnya. Pasalnya, kata dia, sudah banyak jalan tol yang dibuka dan mempermudah masyarakat yang ingin pulang ke kampung halamannya.

Meski begitu, pihaknya juga telah menyiapkan jalur-jalur alternatif untuk dilalui jika terjadi kemacetan parah. Selain itu, Polres Garut juga telah merancang rekayasa lalu lintas untuk mengurai kepadatan kendaraan.

"Biasanya di tahun-tahun lalu, kalau dari jalur Cikaledong atau perbatasan Bandung ke Gentong, yang efektif hanya menggunakan buka tutup. Kita akan lihat dari presentase kendaraan untuk berapa kali one way," kata dia.

Sementara itu, untuk wilayah Cilawu atau perbatasan Kabupaten Garut dan Kabupaten Tasikmalaya, buka tutup akan dilakukan situasional. Meskipun  harus dilakukan buka tutup arus kendaraan, pemberlakukan rekayasa lalu lintas di wilayah itu tidak akan lama seperti wilayah Limbangan.

Budi mengatakan, polisi juga telah berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) serta Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Garut, untuk memperbaiki kondisi jalur alternatif. Pasalnya, jalur-jalur biasanya juga akan dilalui para pemudik jika jalr utama tersendat. "Alhamdulillah sudah beberapa yang diperbaiki," kata dia.

Aparat kepolisian juga telah berkoordinasi dengan instansi terkait untuk mengantisipas terjadinya bencana alam saat arus mudik. Pasalnya, Kabupaten Garut, khususnya wilayah selatan, merupakan daerah rawan bencana, lantaran kontur jalan berbukit dan dekat dengan laut.

Menurut dia, pihaknya akan bersiaga di titik-titik rawan tersebut bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut. Selain itu, sejumlah alat berat juga akan disiapkan di lokasi yang mudah untuk menjangkau wilayah rawan bencana.

Terkait masih beropasinya delman dan sering adanya pasar tumpah saat arus mudik, Budi mengatakan, hal itu tengah menjadi pembahasan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut. Menurut dia, biasa penarik delman akan dihentikan sementara ketika arus mudik dan arus balik. "Mudah-mudahan minggu depan sudah terealisasi untuk pembatasan. Biasanya akan ada kompensasi, walaupun tidak banyak tapi sesuai dengan jam saja," kata dia.

 

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement