REPUBLIKA.CO.ID, PASIRJAMBU -- Puluhan pelajar dan Mahasiswa se-Jawa Barat mengikuti kegiatan pesantren jurnalistik Republika yang digelar sejak Jumat (24/5) hingga Ahad (26/5) di Kampung Pago, Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung. Selama tiga hari, mereka akan mendapatkan pelatihan jurnalistik tentang teknik menulis, video dan fotografi dan motivasi.
Materi Jurnalistik Milenial akan disampaikan oleh Redaktur Republika, Karta Raharja Ucu, materi motivasi oleh Ustaz Erick Yusuf. Materi videografi oleh Sadly Rachman, materi keempat fotografi oleh Redaktur Foto, Yogi Ardhi, dan materi kelima, pengenalan dasar drone oleh Athar.
Di sela-sela materi nanti, hadiah-hadiah sudah disiapkan untuk para peserta yang mayoritas berasal dari kalangan milenial. Selain itu, kegiatan yang bekerjasama dengan operator seluler, Telkomsel ini akan menyiapkan doorprize untuk peserta.
Kegiatan lainnya yang dilakukan peserta yaitu shalat Subuh berjamaah, Tarawih dan sahur dan buka bersama saat bulan puasa Ramadhan 1440 hijriah. Dimana, Pesantren Jurnalistik digelar saat bulan puasa Ramadhan.
Pemimpin Redaksi Republika, Irfan Junaedi mengatakan acara Pesantren Jurnalistik digelar untuk membagikan pengalaman jurnalistik kepada generasi milenial. Mereka diharapkan mempunyai kebiasaan baik untuk berbagi informasi baik kepada masyarakat.
"Pada saat mendapatkan informasi, dia (peserta) punya kemampuan memfilter dan punya semangat berbagi informais yang baik kepada masyarakat," ujarnya disela-sela pembukaan Pesantren Jurnalistik, Jumat (24/5).
Selain itu, kedua menurutnya, para peserta bisa menjadi bagian yang mendorong perkembangan budaya literasi di masyarakat. Sehingga terus menerus mempunyai semangat untuk memiliki budaya literasi.
"Ketiga (mereka) bisa menjadi pembuat konten positif untuk menandingi konten negatif. Ini hisa menjadi gerakan yang meluas di masyarakat," ungkapnya.
Dirinya menambahkan, pekerjaan jurnalistik merupakan kegiatan yang penting dan mulia. Ia mencontohkan sosok Rasulullah Saw yang menyiarkan tentang agama Islam merupakan kerja jurnalistik.
"Apa yang Rasulullah lakukan, menerima pesan dari Allah Swt melalui wahyu dan disiarkan itu merupakan jurnalistik. Pekerjaan yang dilaksanakan itu jurnalistik," katanya.
Irfan pun berharap agar para peserta bisa menjadikan jurnalistik sebagai sebuah ketertarikan. Sehingga ketika menjalankannya tidak akan terasa dan tidak pernah capai.
"Banyak orang besar lahir dari awalnya (didunia) jurnalistik. Dia bisa menjadi tokoh yang pikirannya bisa diperhatikan orang seperti Adam Malik dan Adinegoro," katanya.
Salah seorang peserta, Muhammad Hilmi (17) asal Garut mengaku tertarik mengikuti kegiatan Pesantren Jurnalistik yang diselenggarakan Republika. Sehingga ketika mengetahui informasi pelatihan tersebut, ia mengaku langsung mendaftar.
Selama kegiatan berlangsung, dirinya berharap bisa mendapatkan ilmu tentang jurnalistik. Kemudian memiliki jaringan yang luas dan silaturahmi antar peserta dan panitia. "Saya memiliki minat di dunia jurnalis dan suka nulis di blog dan mengirim ke media mindstream," ungkapnya.
Peserta lainnya, Syifa Salamah (17) asal Margaasih, Kabupaten Bandung mengaku bercita-cita menjadi seorang jurnalis. Sehingga selalu mencari informasi tentang jurnalistik di dunia maya. Namun, informasi yang diperoleh terbilang memusingkan.
Sehingga dengan mengikuti pelatihan Pesantren Jurnalistik Republika bisa mendapatkan ilmu yang lengkap tentang dunia jurnalistik. "Harapannya nambah wawasan tentang dunia jurnalis, karena jujur ilmu pengetahuan saya soal jurnalis masih minim," katanya.
Dengan mengikuti pelatihan, dirinya berharap bisa lebih paham lagi dan mempraktekkannya dengan membuat sebuah tulisan.