REPUBLIKA.CO.ID, KUALA KAPUAS -- Puluhan warga mengalami keracunan makanan usai berbuka puasa bersama. Mereka keracunan usai berbuka di Masjid Nurul Istiqamah Handel Simpang Ayai, Desa Narahan, Kecamatan Pulau Petak, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah.
"Saat ini tercatat 82 orang yang dirujuk ke RSUD dr Soemarno Sostroatmodjo Kuala Kapuas untuk mendapatkan perawatan medis secara intensif," kata Dirut RSUD dr Soemarno Sostroatmodjo, Agus Waluyo, di Kuala Kapuas, Jumat (24/5).
Agus mengatakan kejadian keracunan itu terjadi pada Kamis (23/5) malam. Menurutnya tidak menutup kemungkinan korban keracunan makanan itu bisa bertambah hingga ratusan. Saat ini tim Dinas Kesehatan sudah terjun ke lapangan. "Korban keracunan makanan sementara ini terdiri dari 18 anak-anak dan 64 orang dewasa," kata Agus.
Bupati Kapuas Ben Brahim S Bahat yang menjenguk kondisi korban keracunan di RSUD Kapuas mengatakan perawatan pasien Kejadian Luar Biasa (KLB) ini akan ditanggung oleh pemerintah daerah setempat. "Pokoknya semua biaya rumah sakit ditanggung oleh pemerintah daerah, termasuk yang menunggu di rumah sakit untuk berbuka puasa atau yang tidak berpuasa. Dan ini akan kita siapkan makanan mulai hari ini," tandas Bupati Ben Brahim.
Orang nomor satu di Kabupaten Kapuas ini menambahkan dalam kejadian ini dirinya bersama Dandim 1011/Kuala Kapuas serta jajaran lainnya juga ikut mengalami keracunan massal itu.
"Saya dengar pak Dandim juga kena. Tadi malam safari Ramadhan kita ke sana dan saya sempat buang air besar sudah tiga kali usai kegiatan safari Ramadhan karena pada saat itu saya ikut makan. Tetapi masih bisa saya tahan dan agak kuat sedikit," ungkap Ben Brahim.
Ben mendoakan agar semua korban cepat sehat dan kembali ke rumahnya masing-masing. Pihaknya juga menyampaikan terima kasih kepada jajaran rumah sakityang sigap menangani kejadian ini.
Kapolsek Pulau Petak Iptu Daswin yang saat itu berada di rumah sakit mengaku juga menjadi korban keracunan. Ini karena dia turut serta menghadiri acara Safari Ramadhan buka puasa bersama warga setempat.
"Saya juga kena dan saya tidak bisa memberikan keterangan. Saya mau minta pengobatan juga ke rumah sakit ini, langsung saja dengan Kapolres," ucap Daswin.
Sejak Jumat pagi hingga berita ini diturunkan puluhan ambulans yang mengevakuasi korban ke RSUD setempat terus berdatangan membawa korban keracunan massal. Sejumlah tenda dari Dinas Sosial didirikan di luar ruangan maupun di luar rumah sakit karena kamar rumah sakit tidak dapat menampung banyaknya pasien yang terus berdatangan.