REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung memastikan stok kebutuhan pangan aman. Ketersediaan stok ini diperkirakan mampu mencukupi hingga menjelang Lebaran.
Kepala Bidang Keamanan Pangan Dispangtan Kota Bandung, Ermariah mengatakan pihaknya telah bergerak memastikan keamanan pasokan sejak sebelum Ramadan. Ia mengaku telah menemui pemasok bahan pangan, terutama pangan segar untuk memastikan ketersediaan pasokan di Kota Bandung.
“Kami sudah ke Ciamis menemui peternak ayam yang biasa memasok ke Kota Bandung guna memastikan bisa menyediakan kebutuhan untuk lebaran. Kami juga sudah menemui ‘feedloater’ dan pemasok telur di Blitar,” kata Ermariah saat pemaparannya dalam Bandung Menjawab di Taman Sejarah Balau Kota Bandung, Kamis (23/5).
Ia menururkan pihaknya mengantisipasi terutama pada ketersediaan tiga komoditas, yaitu ayam, daging sapi, dan telur. Setiap tahun, permintaan komoditas itu melonjak naik menjelang lebaran.
Rumah Potong Hewan (RPH) yang biasanya memotong daging ayam 60-80 ekor perhari sudah siap memotong sekitar 240 ekor perhari menjelang lebaran. Hal yang sama juga berlaku untuk pemotongan sapi.
“Permintaan telur paling tinggi, karena kalau di Kota Bandung banyak industri kue, jadi untuk membuat kue. Hari ini harganya berkisar Rp 23 ribu hingga Rp 24 ribu per kilo. Itu masih wajar,” tuturnya.
Di sisi lain, pasokan daging Kota Bandung juga diamankan dengan adanya impor daging sapi dari Australia dan kerbau dari India. Dengan cara ini, harga daging diharapkan tidak melonjak terlalu tinggi.
“Dari segi harga untuk daging sapi tidak perlu khawatir. Karena pasokannya cukup. Ditahan harganya oleh daging sapi impor, dan kerbau impor,” imbuhnya.
Saat ini, harga daging sapi segar berkisar antara Rp110.000-120.000 per kilogram. Sedangkan daging beku sapi dijual seharga Rp 100 ribu dan daging kerbau Rp 80 ribu per kilogram. Sementara itu, harga daging ayam masih berada di angka Rp 34 ribu hingga Rp 36 ribu .
“Harga-harga itu masih wajar. Kalau kenaikannya melebihi 15 persen dari Harga Eceran Tertinggi (HET), kami baru akan operasi pasar,” ujar Hermaria.
Plt. Kepala Bidang Distribusi Perdagangan dan Pengembangan E-Commerce Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Bandung, Iim Dewi Mulyani memastikan pihaknya selalu memantau harga dan ketersediaan 22 komoditas utama dan penting termasuk gas elpiji 3 kg. Pemantauan dilakukan di 33 pasar tradisional dan 61 pasar modern. Terlebih lagi pascakenaikan harga bawang putih di awal Ramadan lalu, pihaknya semakin memperketat pengawasan.
Ia menyebutkan, telah beberapa kali mengintervensi harga dengan menggelar operasi pasar dan bazar murah di beberapa lokasi. Hal itu bertujuan untuk menstabilkan harga pasar.
“Sekarang harga sudah stabil. Lonjakan tidak signifikan, kecuali menjelang Idulfitri. Masyarakat akan mengonsumsi lebih dari biasanya. Dengan pasokan dari Dispangtan (Dinas Pangan dan Pertanian) insya Allah aman,” tambah Iim.