REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat mengatakan industri tekstil tengah menghitung kerugian materil akibat aksi massa yang terjadi pada 21-22 Mei 2019. Menurut Ade pengiriman barang sempat terhambat karena adanya aksi tersebut.

"Pasti ada dampak, ya kerugian materil karena tidak bisa kirim barang. Kami belum menghitung berapa," kata Ade saat dihubungi di Jakarta, Kamis (23/5).

Menurutnya dampak dari terhambatnya pengiriman barang tersebut adalah stok yang menumpuk di gudang. Penumpukan terjadi mengingat pengiriman barang dilakukan industri setiap hari.

Namun, kondisi tersebut diyakini hanya bersifat sementara sehingga kerugian tidak akan terjadi berkepanjangan. Ade berharap situasi semakin tertib dan aman sehingga aktivitas industri dan perdagangan dapat kembali normal.

Industri tekstil dan pakaian jadi merupakan salah satu unggulan industri nasional yang pertumbuhannya paling tinggi hingga mencapai 18,98 persen pada triwulan I-2019. Jumlah itu naik signifikan dibanding periode yang sama tahun lalu di angka 7,46 persen dan juga meningkat dari perolehan selama 2018 sebesar 8,73 persen.

Ikuti Whatsapp Channel Republika