REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mendukung penuh langkah-langkah yang diambil aparat kepolisiaan terhadap para perusuh dan pelaku anarkisme pada aksi 22 Mei di Jakarta. Ia juga sepakat dengan upaya aparat penegak hukum menelusuri ‘dalang’ di balik kerusuhan tersebut.
“Pihak-pihak yang membuat kerusuhan di sejumlah tempat di ibu kota pada Rabu (22/5) serta Kamis (23/5) dini hari adalah kelompok liar yang ingin menceraiberaikan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),” tegasnya di Semarang, Kamis (23/5).
Ganjar mengungkapkan, menyusul pecahnya kerusuhan, sebenarnya Capres 02, Prabowo juga sudah menyerukan kepada seluruh pendukungnya untuk tetap tertib dan mengarahkan relawan maupun simpatisan untuk mencari keadilan sesuai konstitusi, tetap menjaga keamanan dan ketertiban umum. “Kalau Pak Prabowo sudah bilang akan ke Mahkamah Konstitusi (MK) dan menyerukan pendukungnya untuk tertib tetapi masih rusuh, berarti kan ada massa liar. Saya mendukung kepolisian yang di-back up penuh TNI untuk menangkap para perusuh itu,” tegasnya.
Personel kepolisian menembakkan gas air mata pada massa aksi 22 Mei di Jalan Brigjen Katamso, Slipi, Jakarta, Rabu (22/5/2019).
Politikus PDIP itu menduga para perusuh dikendalikan oleh ‘sengkuni’. Sengkuni ini adalah orang yang memprovokasi massa dengan narasi-narasi tertentu sehingga membuat mereka menjadi tidak percaya dengan pemerintah dan berani melawan aparat keamanan.
Selain itu, adanya pengerahan massa tak dikenal dari luar Jakarta dan ditemukannya amplop berisi uang, batu-batu yang sudah disiapkan di dalam sebuah mobil hingga senjata api membuktikan para perusuh ini dikendalikan oleh pihak tertentu yang memiliki niat tidak baik terhadap NKRI. “Mereka ingin sesama anak bangsa berselisih, ada settingan tertentu yang sengaja membuat rusuh republik ini dan saya sangat mengutuk keras pola-pola semacam ini. Polri dibantu TNI harus mengusut siapa sengkuni yang mengotaki para perusuh ini,” tambahnya.
Gubernur juga mengungkapkan, sejak awal telah mendorong masyarakat Jawa Tengah untuk menerima apapun hasil pemilu dengan cara-cara yang konstitusional dan kesatria. Apabila masih ada yang tidak puas, konstitusi telah menyediakan jalur hukum yang semestinya, melalui MK.
Sejumlah massa menyerang ke arah petugas kepolisian saat terjadi bentrokan Aksi 22 Mei di kawasan Slipi Jaya, Jakarta, Rabu (22/5/2019).
Kalau mengikuti mekanisme tersebut, Ganjar meyakini rakyat akan tenang. Sayangnya ada yang memprovokasi dengan istilah people power-nya. “Massa itu kalau sudah di jalan kan mudah digosok maka jadilah bentrok atau kerusuhan seperti yang sudah tersaji sekarang ini,” katanya.
Melihat kondisi yang seperti itu, Ganjar pun mengajak seluruh elite politik untuk segera mengambil sikap. Para tokoh politik, tokoh agama, tokoh masyarakat harus bertindak cepat untuk mendinginkan suasana.
Menurutnya, sekarang yang dibutuhkan ketenangan bathin, ketenangan hati. “Maka saya minta para tokoh, ayo segera bikin adem situasi dengan menunjukkan kedamaian. Kami rindu dan sangat berharap Pak Jokowi dan Pak Prabowo bisa bersalaman, berfoto bersama dan saling berangkulan untuk mendinginkan situasi ini,” lanjutnya.