Selasa 21 May 2019 16:24 WIB

Pendatang di Aceh Barat Pilih Mudik Lewat Malaysia

Warga pendatang di Aceh Barat yang ingin mudik Lebaran pilih transit lewat Malaysia

Sejumlah penumpang turun dari pesawat udara saat tiba di Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda, Blang Bintang, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Kamis (17/1/2019).
Foto: Antara/Ampelsa
Sejumlah penumpang turun dari pesawat udara saat tiba di Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda, Blang Bintang, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Kamis (17/1/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Sebagian warga pendatang di Aceh Barat yang ingin mudik Lebaran ke daerah asal kini lebih memilih penerbangan transit di bandara Malaysia. Mereka yang memilih penerbangan transitu tersebut puny tujuan seperti Jakarta, beberapa kota di Pulau Jawa, Sulawesi, dan Kalimantan.

"Sampai saat ini masih banyak warga di Aceh Barat yang bikin paspor agar bisa mudik Lebaran melalui Malaysia. Selisih harga tiket bisa mencapai Rp 1 juta dibanding kalau harus penerbangan transit bandara di dalam negeri," kata Kepala Kantor Imigrasi Kelas II Non-Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) Meulaboh, Imam Santoso di Meulaboh, Selasa (21/5).

Baca Juga

Harga tiket pesawat rute domestik dari Aceh Barat ke Jakarta dan sejumlah daerah di Jawa, Sulawesi, dan Kalimantan rata-rata dibanderol di atas Rp 2 juta. Kantor Imigrasi Kelas II Non-TPI Meulaboh, Aceh Barat telah menerbitkan dokumen hingga 700 paspor per hari. Angka ini meningkat dibanding saat hari biasa sekitar 500 paspor per bulan.

Menurut pengakuan warga pemohon paspor, masyarakat di Aceh lebih senang terbang ke Kuala Lumpu dari Bandara Udara Internasional Sultan Iskandar Muda di Aceh Besar. Setelah itu mereka bisa melanjutkan perjalanan ke daerah tujuan seperti di Jakarta, dan rute lain di Jawa, Sulawesi, Kalimantan, dan daerah lainnya di Indonesia.

"Jika mereka menggunakan rute domestik, maka biaya yang harus dikeluarkan pemudik mahal mencapai belasan juta sekali terbang. Belum lagi pemudik membawa anak dan isteri ke kampung halaman," terang Imam.

Manajer Pelayanan dan Operasi Bandara Internasional SIM, Surkani sebelumnya mengutarakan tiga maskapai mengurangi frekuensi terbang di empat rute penerbangan. Pengurangan ini akibat minimnya jumlah penumpang di awal Ramadhan.

"Setiap tahun di awal Ramadhan, memang kegiatan (seperti) kedinasan di luar kota itu sudah berkurang. Jadi dampak itu (dirasakan maskapai) mungkin," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement