REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) DKI Jakarta Taufan Bakri mengatakan, tengah memetakan geng motor yang ada di Ibu Kota. Menurut dia, pendekatan untuk mengatasi aksi yang bisa meresahkan warga bisa tepat sasaran.
"Kalau kan percuma edukasi bukan kepada objeknya, kalau diundang objek itu belum tentu bisa hadir semua makanya kita mesti petakan benar-benar," ujar Taufan saat dihubungi Republika, Senin (20/5).
Ia mengatakan, telah mendata beberapa geng motor. Kemudian, Kesbangpol DKI juga menggandeng ulama-ulama yang ada di perkampungan. Mereka bertatap muka melakukan pencerahan terhadap kegiatan sahur on the road (SOTR).
Taufan mengimbau agar SOTR dilakukan di lingkungan masjid, bukan di jalanan. SOTR bisa dimulai dari shalat Tahajud bersama sampai makan sahur bersama, seperti yang dilakukan para remaja di Masjid Ijtihad dan Sunda Kelapa.
Dengan cara itu, lanjut dia, para remaja bisa melakukan bakti sosial dengan cara yang benar. Mereka bisa mengundang orang-orang yang kurang mampu maupun dhuafa untuk ikut sahur bersama.
Ia menjelaskan, Kesbangpol melakukan pendataan setelah kepolisian menginventarisasi data tentang geng motor di lima wilayah kota di DKI. Dalam laporan kepolisian, ditemukan bahwa geng motor terkonsentrasi di Jakarta Selatan.
"Pertama di ring road di dekat Lebak Bulus, kemudian yang di Jalan Padang di Manggarai itu juga arena mereka. Di Jakarta Timur di Kebon Singkong di sepanjang Pahlawan Revolusi," tutur Taufan.
Menurutnya, fenomena geng motor yang melakukan aksi hingga menusuk orang lain dan mengakibatkan korban menjadi kegiatan berbahaya. Ia pun sendiri heran dengan anak-anak yang melakukan aksi motor-motoran sambil membawa senjata tajam dan berlaku agresif.
"Sebuah fenomena baru kenapa anak-anak ini menjadi agresif. Kita kan mau tahu di latar belakang akar masalah apa sehingga mereka menjadi agresif seperti itu," kata Taufan.
Ia menambahkan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan segera menyelesaikan pendataan geng motor. Dengan begitu, aksi tawuran atau hal-hal yang meresahkan masyarakat bisa segera dihindari.
"Intinya bahwa kita, pemprov, akan segera (menyikapi) geng motor ini dengan mendata komunitas dulu. Nanti kita mau atau kita ajak dia, gangster-gangster-nya, untuk melakukan sahur on the road, bakti soal yang baik," ujarnya.