Senin 20 May 2019 05:07 WIB

Perempuan Pertama Melahirkan di Muka Bumi

Ada satu perempuan yang dijamin masuk surga dan sangat laik kita teladani.

Ikhwanul Kiram Mashuri
Foto:

Syekh Murad melanjutkan, Siti Hawa melahirkan dua anak kembar, Qabil dan saudara perempuannya--Luza. Setelah itu, ia melahirkan dua anak kembar lagi, Habil dan saudara perempuannya--Iqlimia. Anak-anak pun tumbuh dalam perawatan ibu mereka, Hawa, sampai Allah SWT memerintahkan Adam agar menikahkan Qabil dengan saudara kembar Habil dan menikahkan Habil dengan saudara kembar Qabil.

Namun, Qabil tidak bisa menerima pernikahan itu karena saudara kembar Habil kurang cantik. Qabil pun merencanakan untuk membunuh Habil. Dalam ketenangannya, Habil pun mengatakan seperti disampaikan Allah SWT dalam Alquran, "Sungguh kalau kamu menggerakkan tanganmu kepadaku untuk membunuhku, aku sekali-kali tidak akan menggerakkan tanganku kepadamu untuk membunuhmu. Sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan seru sekalian alam." (al-Maidah: 28).

Qabil pun benar-benar membunuh Habil. Firman Allah SWT, "Maka hawa nafsu Qabil menjadikannya menganggap mudah membunuh saudaranya, sebab itu dibunuhnyalah. Maka, jadilah ia seorang di antara orang-orang yang merugi." (al-Maidah: 30).

Dalam buku Perempuan Para Nabi dalam Cahaya Alquran dan Sunah, Syekh Ahmad Khalil Jumaa menyatakan pembunuhan dan kematian Habil membuat sedih Siti Hawa dalam waktu lama. Pasalnya, pembunuh dan yang dibunuh adalah sama-sama anaknya.

Sejarawan at-Tabari (Muhammad bin Jarir bin Yazid bin Katsir bin Ghalib al-Amali at-Tabari: 839-923 M) meriwayatkan bahwa lima tahun setelah meninggalnya Habil, Siti Hawa akhirnya melahirkan seorang putra yang diberi nama Shith, yang bermakna 'karunia Allah'. Adam dan istrinya memberi nama ini karena dianggap telah mengembalikan keceriaan hidup sepeninggal Habil yang dibunuh oleh Qabil.

Shith pun kemudian mempunyai anak bernama Anush. Berbagai riwayah tidak menceritakan siapa istri Shith.

Ketika Shith lahir, Adam sudah berusia 130 tahun dan menjalani hidup hingga 800 tahun kemudian. Sementara itu, Shith, ketika mempunyai anak Anush, sudah berusia 165 tahun dan setelah itu ia hidup hingga 807 tahun kemudian. Selain mempunyai anak bernama Anush, Shith pun memiliki banyak anak, laki-laki dan perempuan.

Menurut sejarawan Ibnu Ishaq (Muhammad bin Ishaq bin Yasar/704-768 M), ketika ajal sudah menjelang, Adam pun memanggil putranya, Shith, dan mengajarinya berbagai hal tentang kehidupan serta mengajaknya beribadah kepada Allah SWT sepanjang siang dan malam. Ia juga memberi tahu bahwa akan datang banjir bah setelah itu.

Ketika Adam meninggal dunia—pada waktu itu hari Jumat—para malaikat mendatanginya dengan membawa kain kafan dari surga. Shith pun berduka selama berhari-hari. Ibnu Ishaq mengatakan, matahari dan bulan terus menyinari bumi selama tujuh hari tujuh malam.

Setelah Nabi Adam meninggal dunia, beban kenabian pun harus dipikul oleh anaknya, Shith. Menurut sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Ibu Hibban dari Abi Dzar, Shith tergolong sebagai nabi.

Kematian Nabi Adam jelas telah meninggalkan kesedihan mendalam bagi istrinya, Siti Hawa. Setahun kemudian, Hawa pun menyusul suaminya, kembali kepada Sang Pencipta. Adam dan Hawa pun dikebumikan berdampingan. Mereka telah dijanjikan surga sebagai tempat yang kekal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement