Ahad 19 May 2019 18:58 WIB

Sekjen PBNU Imbau Nahdliyin tak Ikut Aksi 22 Mei

PBNU meminta semua Nahdliyin untuk mematuhi keputusan KPU.

Rep: Muhyiddin/ Red: Teguh Firmansyah
Sekretaris Jenderal PBNU, Helmy Faishal Zaini
Foto: Republika TV/Havid Al Vizki
Sekretaris Jenderal PBNU, Helmy Faishal Zaini

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Helmy Faishal Zaini mengimbau kepada warga Nahdliyin agar tidak datang ke Jakarta untuk melakukan aksi menolak kecurangan pemilu 2019 pada 22 Mei mendatang. Bulan Ramadhan lebih baik digunakan untuk berdzikir.

"Mengimbau warga NU tidak perlu datang ke Jakarta untuk melakukan aksi. Lebih baik kesempatan di bulan Ramadhan digunakan untuk perbanyak wirid dan menyemarakkan bulan suci dengan mengadakan berbagai kegiatan keagamaan dan pengajian," ujar Helmy dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Ahad (19/5).

Baca Juga

Menurut Helmy, keputusan Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai penyelenggara harus dihormati oleh kedua belah pihak. Dia pun mengajak kepada seluruh warga NU untuk menjadi warga negara yang baik dengan tetap mematuhi keputusan tersebut. Selain itu juga menghargai proses demokrasi melalui pemilihan umum yang sudah dilakukan bersama-sama.

"Bagi pihak-pihak yg merasa berkeberatan dengan hasil KPU, bisa menempuh jalur konstitusi melalui MK (Mahkamah Konstitusi," ucap Helmy.

Helmy mengatakan, semua elemen bangsa ini, termasuk warga NU harus menjaga situasi agar tetap aman dan tertib pada saat KPU mengumumkan pemenang Pemilu 2019.  "Mari bersama-sama menjaga situasi agar tetap kondusif, aman dan juga tertib. Mari terus menjaga persatuan dan kesatuan bangsa sebagai bagian dari menjaga amanat agama dan juga pendiri bangsa kita," katanya.

Seperti diketahui, KPU akan mengumumkan hasil Pilpres 2019 serta pemilu legislatif yang berlangsung 17 April lalu pada 22 Mei mendatang. Namun, beredar kabar akan ada aksi massa di hari pengumuman hasil pilpres tersebut. Sementara, polisi telah menyatakan akan memberikan aksi tegas kepada para pendemo yang mencoba berbuat anarkis.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement