REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR – Terduga teroris E alias AR (51) di Kelurahan Nanggewer, Kabupaten Bogor pada Jumat (18/5) petang lalu. Peledakan Bom tersebut ditargetkan untuk bisa meledak pada hasil pengumuman Pemilu pada 22 Mei mendatang di Gedung Komisi Pemilihan Umum.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan, kemampuan merakit Bom terduga E dinilainya lebih baik dari pada terduga teroris yang tergabung dalam kelompok JAD di Bekasi dan Jawa Tengah yang sebelumnya ditangkap. Dia menambahkan, E memiliki lanoratorium untuk membuat Bom dengan berbagai peralatan dan Bahan kimia.
“Dia memiliki banyak buku panduan untuk membuat Bom yang semuanya high explosive,” ujarnya, Sabtu (18/5).
Dedi menuturkan, dalam laboratorium miliknya juga sudah disiapkan panci, Rice Cooker dan bahan pendukung lainnya sebagai media pembantu dalam merakitnya. Menurut dia, dalam pembekukan ada banyak barang bukti yang didapatkan. Menurut dia, pemusnahan barang tersebut akan dilakukan di lapangan terbuka.
“Disposal akan dilakukan di lapangan karena disini daerah pemukiman jadi tidak bisa,” kata dia.
Lebih lanjut dia menambahkan, dalam aksi yang tadinya akan dilancarkan pada 22 Mei lalu itu, pihaknya berniat untuk memberikan pesan kepada jaringan internasionalnya bahwa kelompok ini masih ada dan bisa melakukan penyerangan. Menurut dia, Mabes Polri sudah menghimbau kepada masyarakat untuk tidak mengerahkan masa dengan jumlah yang besar di pengumuman hasil KPU pada 22 Mei nanti untuk menghindari hal yang tidak diinginkan.
“Intinya, pengamanan pada 22 Mei dari Polri dan TNI nantinya tidak akan dibekali senjata api dan tajam, hanya tameng,” kata dia.