Sabtu 18 May 2019 01:33 WIB

JK Berbuka Puasa dengan Diaspora di Qatar

Buka puasa bersama itu dilakukan disela-sela transit JK dari Swiss ke Indonesia

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Esthi Maharani
Wakil Presiden Jusuf Kalla menyempatkan buka puasa dengan segenap warga negara Indonesia (WNI) di Wisma Duta Besar RI untuk Qatar di Doha, Qatar, Jumat (17/5) di sela-sela transit kepulangan dari Jenewa, Swiss menuju Indonesia.
Foto: Fauziah Mursid / Republika
Wakil Presiden Jusuf Kalla menyempatkan buka puasa dengan segenap warga negara Indonesia (WNI) di Wisma Duta Besar RI untuk Qatar di Doha, Qatar, Jumat (17/5) di sela-sela transit kepulangan dari Jenewa, Swiss menuju Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, DOHA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla menyempatkan buka puasa dengan warga negara Indonesia (WNI) di Wisma Duta Besar RI untuk Qatar di Doha, Qatar, Jumat (17/5). Acara buka puasa JK dengan para diaspora tersebut dilakukan di sela-sela transit kepulangan JK dan rombongan dari Jenewa, Swiss menuju Indonesia.

JK yang didampingi Ibu Mufidah Jusuf Kalla langsung disambut Duta Besar RI di Doha Marsekal Madya TNI (Purn) Muhammad Basri Sidehabi dan Atase Pertahanan RI di Teheran Kolonel Mar Harwin Dicky Wijanarko dan diantar menuju Wisma Dubes RI di Doha.

Saat tiba, JK pun kemudian menyapa puluhan WNI yang sudah duduk di tenda Wisma Dubes RI di Doha dan memberi sambutan. Dalam sambutannya di depan para WNI, JK mengungkapkan syukur bahwa Indonesia tidak seperti negara-negara di Timur Tengah yang hubungannya saat ini lagi menghangat.

"Politik ini anda lebih tahu daripada saya yang terjadi di Timur Tengah yang menjadi tidak jelas siapa lawan siapa," ujar JK.

JK mengatakan, meski sama-sama negara berpenduduk mayoritas muslim, kondisi Indonesia jauh lebih kondusif dibandingkan negara di Timur Tengah. Padahal, JK menyebut, Indonesia dan negara-negara tersebut sama-sama mempunyai sistem Republik.

"Semua negara yang sulit mengalami kesulitan, semua republik, republik yang bernuansa otoriter. Jadi apakah itu Irak, Syiria Yaman Libia dan semua itu tentu dan Afganistan Pakistan semua itu kita bersyukur negara besar tetapi hal hal begitu tidak mengalami masalah," kata JK.

JK juga menyebut, kondisi perekomian Indonesia terus membaik, meskipun tidak bisa bertumbuh cepat seperti Qatar. Karenanya, JK menilai tidak tepat jika membandingkan perekonomian Indonesia dengan Qatar.

"Ekonomi (kita) berbeda dengan Qatar, pendduuk sedikit, kekayaan banyak Pemerintah berbuat banyak untuk negeri, kalau kita penduduk banyak pendapatan sedikit, terbalik kita," kata JK.

Akan tetapi, lanjut JK, hal itu tidak membuat Indonesia meluputkan kewajiban mensejahterakan warga negaranya.

"Jadi tentu bukan apa itu gaya Qatar yang royal kepada rakyatnya, kita juga bnyak subsidi-subsidi ke masyarakat tapi juga menyebabkan anggaran defisit, terpaksa ngutang-ngutang lagi harus bayar lagi, tapi tidak apa-apa selama ini akan berjalan baik ekonomi kita," ujar JK.

Namun demikian, JK tak mempersoalkan para WNI yang tengah bekerja di Qatar. JK berharap agar para WNI meningkatkan taraf hidupnya saat merantau di negeri penghasil minyak tersebut.

"Saudara  yang bekerja di sini, apa itu, hidup dengan baik dan juga tentunya membantu ekonomi negeri ini saling mengutungkan, mendapat pekerjaan yang baik tapi sekaligus juga memajukan negeri ini tentu hal baik," ujar JK.

Rencananya, JK dan rombongan berada di Doha, Qatar kurang lebih 10 jam, sebelum bertolak menuju Jakarta pada 02.20 waktu Qatar. JK dijadwalkan tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Jakarta pada Sabtu (17/5).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement