Jumat 17 May 2019 09:03 WIB

JK Paparkan Komitmen Indonesia Kurangi Risiko Bencana

Upaya integrasi pengurangan risiko bencana masuk dalam agenda pembangunan Indonesia

Wakil Presiden Jusuf Kalla menghadiri forum PBB, Global Platform on Disaster Risk Reduction (UNDRR) di Internasional Conference Center Geneva (CICG), Jenewa, Swiss, Kamis (16/5).
Foto: Fauziah Mursid/Republika.co.id
Wakil Presiden Jusuf Kalla menghadiri forum PBB, Global Platform on Disaster Risk Reduction (UNDRR) di Internasional Conference Center Geneva (CICG), Jenewa, Swiss, Kamis (16/5).

Oleh Fauziah Mursid dari Jenewa, Swiss

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla menyampaikan komitmen dan prioritas Indonesia dalam mengurangi risiko bencana di forum Global Platform on Disaster Risk Reduction (UNDRR) di Jenewa, Swiss, Kamis (16/5). JK mengatakan, Indonesia sebagai negara kerap dilanda bencana menilai pentingnya implementasi Kerangka Sendai pengurangan risiko bencana baik di tingkat lokal, nasional, kawasan, maupun dunia.

“Pada tingkat lokal dan nasional, pengelolaan risiko bencana, telah dan selalu menjadi prioritas Indonesia,” kata JK di Internasional Conference Center Geneva (CICG), Jenewa, Swiss, Kamis (16/5).

JK mengatakan wujud komitmen tersebut, dibuktikan dengan intruksi Presiden Joko Widodo untuk meningkatkan kesiapsiagaan Indonesia dalam menghadapi bencana. Menurut JK, dalam instruksi Presiden juga memerintahkan implementasi kemitraan Pemerintah dan pemangku kepentingan dalam mengintegrasikan rencana pembangunan yang mencakup pengurangan risiko bencana. Selain itu, ia menilai perlunya koordinasi pemerintah daerah dan nasional dalam penerapan pengurangan risiko bencana yang berbasis ilmu pengetahuan.

“Kami menerapkan pendekatan pentahelix, yang meliputi antara lain, pemerintah daerah, akademisi, tokoh masyarakat, sektor swasta, serta organisasi masyarakat sipil,” ucapnya.

JK mengatakan, upaya integrasi pengurangan risiko bencana juga masuk dalam agenda pembangunan Indonesia, mulai jangka menengah hingga jangka panjang. JK mengatakan keuntungan yang diperoleh dari pembangunan tersebut juga telah didayagunakan untuk memperkuat upaya implementasi agenda-agenda pengurangan risiko bencana.

"Hal ini tercerminkan melalui penggunaan prinsip-prinsip Revolusi Industri 4.0 dalam memasyarakatkan indeks risiko bencana Indonesia secara meluas, dengan dukungan pusat informasi daring,” kata JK.

Sebab menurut JK, tidak ada satupun negara yang dapat menghadapi sendiri dampak dari bencana. Ia membeberkan pengalaman Indonesia saat dilanda bencana gempa dan tsunami besar di tahun 2004 lalu di Aceh.

JK menerangkan, Indonesia saat itu tidak bisa sendiri dalam melakukan rehabilitasi dan rekonstruksi dan membutuhkan negara-negara lain. Karenanya Indonesia percaya bahwa kerja sama internasional memainkan peranan yang sangat penting.

“Dalam hal ini, Indonesia terus berkomitmen tinggi untuk memajukan kerja sama kawasan dan global di bidang pengurangan risiko bencana,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement