REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pengelolaan Terminal Leuwipanjang diambil alih oleh Kementerian Perhubungan. Terminal ini pun akan segera direvitalisasi untuk mendukung kenyamanan transportasi sebagai terminal tipe A. Anggaran untuk revitalisasi mencapai Rp 500 miliar.
Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana menyebutkan pemerintah pusat yang akan merevitalisasi Terminal Leuwipanjang. Anggaran ratusan miliar rupiah disiapkan untuk penataan.
"Kalau yang kemarin saya dengar pemerintah pusat menginikan (menyiapkan) dana kurang lebih Rp 500 miliar," kata Yana di Balai Kota Bandung, Kamis (16/5).
Yana mengatakan terminal di Bandung ini akan direvitalisasi dengan berbagai fasilitas yang memberikan kenyaman bagi pengguna. Diprediksi infrastruktur dan fasilitasnya setara untuk kelas internasional.
Ia belum mengetahui pasti waktu revitalisasi akan mulai dikerjakan. Dinas Perhubungan juga belum menyampaikan secara detil terkait rencana revitalisasi ini. Namun, progres awal diketahui akan dimulai pada tahun ini.
Sementara itu Sekretaris Dishub Kota Bandung Anton Sunarwibowo mengatakan sesuai aturan, terminal tipe A beralih pengelolaannya di bawah operasional Balai Pengelolaan Transportasi Darat, Wilayah 9 Jawa Barat, sebagai perwakilan Kementerian Perhubungan di Jawa Barat. Kemenhub mengatur lalu lintas bus Antar Kota Dalam Provinsi dan Antar Kota Antar Provinsi.
"Revitalisasi akan disinkronkan dengan rencana TOD (transit oriented development). Ini jadi koneksi antarmoda, karena LRT yang provinsi dan dari Tegalluar ke Soekarno-Hatta, ke Leuwipanjang, lewat muka Kantor Dishub saat ini,” kata Anton.
Ia mengatakan Kementerian Perhubungan menyiapkan lahan tiga hektare untuk revitalisasi Terminal Leuwipanjang yang mulai tahun depan yang akan dirancang sebagai koneksi antarmoda transportasi di Kota Bandung. Sisa satu hektare lahan masih akan digunakan oleh Dishub Kota Bandung untuk fungsi kantor, pool bus Bandros, hingga lahan kendaraan pelanggar parkir hasil operasi derek dan angkut.
Menurutnya bagian depan Terminal Leuwipanjang yang saat ini berdiri kantor Dishub Kota Bandung akan tetap dipertahankan. Selain itu ada lahan yang akan digunakan untuk pool bus Bandros, beberapa bus TMB yang perlu penanganan darurat. Serta fungsi tempat parkir mobil pelanggar yang diderek Dishub Kota Bandung.
Saat ini, kata dia, alur bus di Terminal Leuwipanjang tidak beraturan. Jika terminal akan dibangun, kata Anton, Kementerian Perhubungan akan membuat zonasi sebagai pelengkap aktivitas di dalamnya. Demi kenyamanan, bus juga akan diatur sesuai jadwal.