Rabu 15 May 2019 06:07 WIB

Masterplan Ekonomi Syariah: Saatnya Majukan Ekonomi Syariah

Masterplan Ekonomi Syariah merekomendasikan empat langkah dan strategi utama.

Rep: SAPTO ANDIKA CANDRA, LIDA PUSPANINGTYAS/ Red: Elba Damhuri
Presiden Joko Widodo memberikan sambutan pada acara peluncuran masterplan ekonomi syariah Indonesia 2019-2024 di Jakarta, Selasa (14/5).
Foto: Republika/Prayogi
Presiden Joko Widodo memberikan sambutan pada acara peluncuran masterplan ekonomi syariah Indonesia 2019-2024 di Jakarta, Selasa (14/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah meluncurkan Masterplan Ekonomi Syariah Indonesia (MEKSI) 2019-2024. Rencana induk yang disusun Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) ini menjadi acuan pengembangan sektor riil dan keuangan syariah di dalam negeri.

Salah satu target besar MEKSI adalah meningkatkan pangsa pasar keuangan syariah menjadi 20 persen dalam lima tahun ke depan. Selain itu, juga menjadikan Indonesia sebagai pemain utama dalam industri halal dunia.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, pemerintah membagi fokus pengembangan ekonomi syariah Tanah Air dalam lima sektor, yakni industri makanan dan minuman, tata busana, pariwisata, media dan rekreasi, serta farmasi dan kosmetik.

Sebagai langkah pendukung, pemerintah berkomitmen untuk menguatkan keuangan syariah, UMKM berbasis produk syariah, dan ekonomi digital yang melayani produk syariah.

"Saya kira ini menjadi sebuah langkah besar agar kita tidak hanya menjadi negara konsumen terbesar, tapi produsen terbesar dari produk halal yang akan masuk ke negara lain," kata Jokowi saat peluncuran Masterplan Ekonomi Syariah Indonesia di kantor Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, Jakarta, Selasa (14/5).

Jokowi meyakini ekonomi syariah bisa menjadi penggerak ekonomi nasional dalam beberapa tahun ke depan. Apalagi, kata Jokowi, Indonesia dalam 25 tahun ke depan diprediksi menjadi negara dengan kekuatan ekonomi terkuat keempat dunia.

Namun, ia menyadari tak mudah mewujudkan prediksi banyak pihak tersebut. Ada tiga hal yang menurutnya harus disiapkan, yaitu pembangunan infrastruktur penunjang ekonomi syariah, penyiapan sumber daya manusia (SDM) di bidang ekonomi syariah, dan reformasi birokrasi.

"Satu kunci utama untuk mencapai cita-cita itu terkandung dalam jati diri Indonesia yang memiliki penduduk Muslim terbesar dunia. Kuncinya itu ekonomi syariah. Sebagai motor penggerak ekonomi nasional dan sumber kesejahteraan umat," kata Jokowi.

Jokowi berharap MEKSI 2019-2024 dapat mendongkrak peringkat Indonesia di Global Islamic Economy Index. Saat ini Indonesia bertengger di peringkat 10 besar. Indonesia berada di bawah Malaysia, Uni Emirat Arab, Bahrain, Arab Saudi, Oman, Yordania, Qatar, Pakistan, dan Kuwait.

"Inilah pekerjaan besar kita bersama. Saatnya sudah tiba bagi kita untuk bangkitkan potensi ekonomi syariah dan jadikan Indonesia pusat ekonomi syariah terkemuka dunia," kata Jokowi di kantor Bappenas, Selasa (14/5).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement