REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) bekerja sama dengan Asosiasi Pendidikan Kedokteran Indonesia (AIPKI) akan meneliti penyebab kematian sejumlah petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS).
"FKUI dan AIPKI bekerja sama melakukan penelitian untuk mencari faktor risiko kematian banyaknya petugas KPPS ini, Apakah disebabkan kelelahan atau faktor lainnya," ujar Dekan FKUI, Prof Ari F Syam, di Jakarta, Senin.
Menurut Prof Ari, kelelahan tidak pernah menjadi penyebab langsung kematian. Meski demikian, 24 jam memang mendatangkan potensi mengalami gangguan kesehatan.
"Artinya bisa terjadi sesuatu, karena normalnya orang bekerja delapan jam. Selain itu, kita juga tidak tahu kondisi petugas KPPS yang meninggal itu, apakah ada penyakit kronis atau tidak," kata Prof Ari yang dokter spesialis penyakit dalam.
Dia menjelaskan petugas KPPS yang memiliki penyakit kronis, seperti gangguan jantung, bisa mengalami serangan jantung akibat kelelahan. Dengan demikian, kelelahan menjadi pencetus kematian secara tidak langsung.
Penelitian tersebut akan dilakukan di seluruh Tanah Air. Bagi petugas KPPS yang meninggal di rumah sakit maka akan diadakan audit medik sementara jika meninggal di rumah akan dilakukan otopsi verbal. Dia berharap dengan adanya penelitian tersebut, dapat menjadi bahan masukan bagi pemerintah dalam penyelenggaraan pemilu pada masa yang akan datang.
Ari memberi contoh di Jakarta saja ada sekitar 18 petugas yang meninggal dunia yang terdiri dari delapan petugas meninggal di rumah sakit dan 10 petugas meninggal di rumah.
"Penyebabnya ada macam-macam mulai dari serangan jantung, juga ada yang karena serangan strok, gangguan liver, dan sebagainya," katanya.