Sabtu 11 May 2019 09:19 WIB

7 Pimpinan Universitas di Bogor Sampaikan Pesan Pascapilpres

Pimpinan universitas di Bogor menyinggung soal ratusan petugas KPPS yang meninggal.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Muhammad Hafil
Tujuh rektor dan pimpinan perguruan tinggi di Bogor menyampaikan tujuh imbauan terkait Pemilu 2019.
Foto: Dokumentasi IPB
Tujuh rektor dan pimpinan perguruan tinggi di Bogor menyampaikan tujuh imbauan terkait Pemilu 2019.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR – Pimpinan dan rektor dari tujuh perguruan tinggi di Bogor, Jumat (11/5), mengimbau agar semua pihak tetap menjaga kondusifitas pasca pemilu tahun 2019. Mereka menyatakan sikap terhadap berbagai kemungkinan dan kendala yang dialami selama berlangsung prosesnya.

Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Arif Satria mengatakan, pemilu merupakan sistem demokrasi yang harus dilalui untuk mewujudkan Indonesia yang maju, bermartabat dan berkeadilan.

Baca Juga

Dia menambahkan, dalam kurun waktu satu minggu setelah proses pemilu selesai, kondisi yang ada di Indonesia malah lebih memanas dari seharusnya. Lebih lanjut dia mengatakan, selama masa kampanye hingga saat ini terjadi banyak hal di berbagai daerah yang memiliki potensi untuk mengganggu stabilitas negara dan kehidupan masyarakatnya.

“Oleh karena itu, kami para rektor perguruan tinggi di Bogor Raya memandang perlu menyampaikan tujuh pesan penting,” ujarnya.

Tujuh pesan yang dibacakan oleh Rektor IPB tersebut, yaitu :

1.         Kami mengajak semua pihak untuk memberikan kesempatan kepada KPU bertugas dalam menyelesaikan kewajibannya sebagaimana telah diatur dalam peraturan perundang-undangan.

2.         Kami menghimbau KPU dan Bawaslu untuk bertugas profesional, jujur, adil, independen, transparan, dan bertanggung jawab sesuai tahapan pemilu sehingga kepercayaan masyarakat terhadap pelaksanaan pemilu tetap terjaga.

3.         Kami mengajak seluruh elite dan elemen bangsa untuk menjaga kondusivitas sosial dan politik agar tercipta suasana yang damai, harmonis dan sejuk setelah pemilu 2019.

4.         Dari hasil Pemilu setelah ditetapkan KPU, bila ada hal yang dianggap sebagai masalah, kami mengajak semua pihak untuk menyelesaikannya melalui mekanisme yang sah dan jalur hukum yang berlaku.

5.         Kami mengajak seluruh masyarakat agar tidak terprovokasi oleh sikap para elite yang dapat mengganggu kehidupan berbangsa dan bernegara baik secara politik maupun sosial.

6.         Kami mengajak elite kedua pihak pasangan calon (paslon) beserta seluruh pimpinan partai pendukung untuk menyikapi proses pemilu ini secara arif dan bijaksana agar tercipta suasana yang damai dan harmonis.

7.         Kami meyakini bahwa situasi ekonomi masyarakat akan terganggu bila terjadi ketidaktentraman politik dan sosial. Oleh karena itu poin-poin di atas dapat menjadi solusi untuk menyelesaikan masalah bangsa yang besar ini.

Rektor IPB itu menambahkan, pihaknya mengimbau juga kepada KPU dan Bawaslu untuk bekerja secara lebih professional. Menurut dia, hal itu akan menjaga kepercayaan masyarakat untuk tetap mempercayai bahwa tahapan pemilu berlangsung dengan adil dan transparan.

Sementara itu, Rektor Universitas Pakuan, Bibin Rubini yang juga hadir dalam pembacaan tujuh pesan tersebut mengatakan, ia dan enam pimpinan perguruan tinggi di Bogor lainnya memandang proses pemilu pada tanggal 17 April lalu itu berkaitan dengan kondisi negara saat yang ini semakin tidak kondusif. Dia menambahkan, penyampaian tujuh pesan moral tersebut sebagai peredam agar jangan sampai Negara Indonesia hancur berantakan dan terpecah belah.

“Semua kan sudah diatur dalam UU soal pelaksanaan Pemilu. Oleh karena itu kami sepakat untuk memberikan motivasi yang mengedepankan etika dan moral,” ujarnya.

 

Dia menambahkan, penyampaian ini juga menyikapi atas pelaksanaan pemilu sebelumnya yang telah memakan korban lebih dari 500 orang. Menurut dia, kejadian tersebut merupakan peristiwa luar biasa karena memakan korban jiwa yang sangat banyak.

Lebih lanjut dia mengatakan, KPU, Bawaslu dan Kepolisian serta pihak terkait, untuk selanjutnya harus bisa menuntaskan kejadian tersebut. Dia menuturkan, pemilu dan semua pelaksanaanya harus berlangsung secara adil, jujur dan bertanggung jawab karena hal itu merupakan tuntutan dari masyarakat juga. Menurut dia, tujuh pesan penting yang dibacakan tujuh rektor perguruan tinggi di Bogor itu tidak ada kaitannya dengan keberadaan Presiden Indonesia di Bogor.

“kami bertindak secara independen dan tidak ada latar belakang lainnya. Yang penting Negara ini harus kita jaga keselamatannya agar menjadi Negara yang berdaulat, adil dan makmur,” ujarnya.

Dalam pembacaan tujuh pesan tersebut, hadir Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB), Dr. Ir. Arif Satria, Rektor  Universitas Pakuan, Prof. Bibin Rubini, M.Pd, Rektor Universitas Djuanda, Dr. Ir. Dede Kardaya, MSi, Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Muhammadiyah, Dr. Edi Sukardi, MPd, Rektor Universitas Ibn Khaldun, Dr. Ending Bahrudin, MAg, Rektor STEI Tazkia, Dr. Murniati Mukhlisin dan Universitas Nusa Bangsa, Dr.Ir.Yunus Arifien. Acara dan pembacaan tersebut dilaksanakan di IPB International Convention Center (IICC), Bogor (9/5).

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement