REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada awal Ramadhan, harga daging sapi di DKI Jakarta cendrung stabil dan belum mengalami kenaikan, misalnya di Pasar Senen, Jakarta Pusat. Per kilogram daging sapi lokal masih berada di angka Rp 120 ribu.
"Untuk harga jual daging sapi lokal masih sama (120) seperti sebelum puasa. Sejauh ini masih stabil lah," kata Nana Anaom, pedagang daging sapi di Blok III, Pasar Senen kepada Republika.co.id, Jumat (10/5).
Dia menjelaskan harga daging impor yang masih beku dijual dengan harga Rp 80 ribu. Harga itu bisa naik jika kondisi daging sudah tidak beku.
"Bagian knuckle (paha bagian dalam) itu Rp 73 ribu hingga 75 ribu, silver side (gundik) Rp 75 ribu dan topside/inside (paha belakang) juga sama," ujarnya.
Dia menjelaskan harga daging sapi impor paling mahal adalah tenderloin (bagian paling empuk). Tenderloin dipatok dengan harga Rp 80 ribu.
Dia mengatakan tenderloin yang sudah tidak beku bisa menjadi lebih mahal. Harga itu, Anaom menyebut bisa mencapai Rp 100 ribu per kilogram. "Namanya juga menyusut, jadi pasti lebih mahal. Nanti kalau harga tetap kita yang rugi dong," katanya.
Anaom berharap harga daging tidak mengalami kenaikan yang signifikan. Sehingga, menurutnya, tidak mengurangi daya beli.
"Kalo naik itu lebih susah jualnya. Biasanya pembeli kadang beralih ke daging lain. Jadi berharap pemerintah dapat menjaga kestabilan," jelasnya.
Sementara, Misbakhul (35), salah seorang pembeli mengungkapkan lebih memilih membeli daging sapi impor ketimbang lokal. Menurutnya, daging impor jauh lebih murah.
"Jarang-jarang beli daging sapi, buat nyenengin bini aja. Ini ambil setengah kilo dapat 35 ribu, lokal masih mahal," katanya.