Jumat 10 May 2019 11:11 WIB

Serpihan Batu Bara Kotori Pantai Selatan Sukabumi

Sebagian bongkahan batu bara saat ini masih terdapat di sekitar Pantai Cipatuguran.

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Muhammad Hafil
Bongkahan batu bara berserakan di pinggiran Pantai Cipatuguran, Kelurahan/Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi Jumat (10/5). Batu bara itu berasal dari kapal tongkang yang bertabrakan dan terdampar beberapa waktu lalu.
Foto: Riga Nurul Iman/Republika.co.id
Bongkahan batu bara berserakan di pinggiran Pantai Cipatuguran, Kelurahan/Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi Jumat (10/5). Batu bara itu berasal dari kapal tongkang yang bertabrakan dan terdampar beberapa waktu lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI--Sebagian kawasan pesisir Pantai Cipatuguran, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi masih ditemukan serpihan batu bara. Keberadaan batu bara ini berasal dari kapal tongkang yang hampir karam akibat bertabrakan beberapa waktu yang lalu.

Sebagian bongkahan batu bara ini saat ini masih terdapat di sekitar Pantai Cipatuguran dan mengotori air laut. Batu bara ini biasanya dipasok untuk kebutuhan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Palabuhanratu, di Pantai Cipatuguran, Sukabumi. Informasi yang diperoleh menyebutkan batu bara yang tumpah mencapai ribuan ton.

Baca Juga

''Kapal tongkang terdampar ke pantai sekitar tiga minggu yang lalu,'' ujar salah seorang warga Kampung Cipatuguran, Kelurahan/Kecamatan Palabuhanratu, Ujang Dadan (40 tahun) kepada wartawan Jumat (10/5). Peristiwa itu terjadi karena kapal tongkang bersandar terlalu ke pinggir pantai.

Menurut Dadan, terdamparnya kapal tongkang pengangkut batu bara ini bukan kali ini saja terjadi. Namun kejadian saat ini merupakan yang terparah dibandingkan sebelumnya.

Seharusnya kata Dadan, sesuai aturan kapal tongkang bersandar sekitar tiga mil dari bibir pantai. Selain itu pada saat kejadian tengah dilanda ombak besar sehingga kapal terdampar.

Namun kata Dadan, tidak semua batu bara tumpah ke lautan karena masih ada sebagian di dalam tongkang. Sementara sebagian lainnya berserakan di pinggir pantai dan masuk ke dalam lautan.

''Peristiwa ini sangat jelas berdampak karena ikan-ikan menjauh karena laut kotor dan airnya membuat gatal,'' ujar Dadan yang berprofesi sebagai nelayan. Sehingga pihaknya meminta pemilik atau pengelola kapal tongkang untuk bertanggungjawab.

Dadan menuturkan, pada beberapa hari lalu telah dilakukan pertemuan dengan agen kapal tongkang yang difasilitasi ketua RW. Langkah ini dilakukan sebagai upaya memberikan kompensasi kepada warga atau nelayan yang terdampak akibat tumpahnya batu bara.

PLTU Palabuhanratu pun ungkap Dadan berencana menjembatani. Namun hingga kini belum ada kompensasi yang diberikan kepada nelayan.

''Kami hanya berharap agar aturan kapal tongkang bersandar tiga mil ditegakkan,'' cetus Dadan. Selain itu kompensasi yang dijanjikan pengelola kapal tongkang bisa segera dipenuhi karena nelayan dirugikan akibat tumpahnya batu bara.

Keluhan adanya batu bara di pinggir pantai juga disampaikan nelayan lainnya Wargum (42). ''Kapalnya sudah lama terdampar, namun batu baranya tumpah baru beberapa hari lalu,'' imbuh dia.

Tumpahnya batu bara ini kata Wargum berdampak pada air laut yang kotor dan berbau. Sehingga para nelayan mengeluhkan hasil tangkapan ikan yang berkurang dibandingkan sebelumnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement