Kamis 09 May 2019 22:55 WIB

Gerindra Walk Out Saat Rapat Rekapitulasi KPU DKI

Gerindra belum mencocokan data formulir tingkat kota dengan formulir kecamatan.

Petugas membuka kotak suara saat rapat pleno terbuka rekapitulasi dan penetapan hasil penghitungan perolehan suara Pemilu 2019 tingkat provinsi DKI Jakarta di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (9/5/2019). KPU DKI Jakarta menggelar rapat pleno rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara Pemilu 2019 mencakup wilayah Kepulauan Seribu, Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, Jakarta Utara, Jakarta Barat dan Jakarta Timur yang berlangsung hingga Minggu, 12 Mei 2019.
Foto: ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto
Petugas membuka kotak suara saat rapat pleno terbuka rekapitulasi dan penetapan hasil penghitungan perolehan suara Pemilu 2019 tingkat provinsi DKI Jakarta di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (9/5/2019). KPU DKI Jakarta menggelar rapat pleno rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara Pemilu 2019 mencakup wilayah Kepulauan Seribu, Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, Jakarta Utara, Jakarta Barat dan Jakarta Timur yang berlangsung hingga Minggu, 12 Mei 2019.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perwakilan saksi dari Partai Gerindra Syarif meninggalkan ruang rapat (walk out) saat rapat pleno terbuka rekapitulasi pengumuman suara Pemilu 2019 yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta, Kamis (9/5). Aksi walk out itu berawal saat Wakil Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta Syarif menyampaikan interupsi dalam rapat rekapitulasi suara tingkat Kota Jakarta Selatan.

Ia meminta KPU DKI Jakarta agar menunda proses rekapitulasi itu lantaran partainya belum melakukan pencocokkan data formulir DB1 tingkat kota dengan formulir DAA1 dari tiap kecamatan di wilayah itu. Menurut Syarif, saat itu kotak suara Jakarta Selatan baru tiba pada Kamis sore.

Baca Juga

Akibatnya, ia mengatakan, pihaknya tidak memiliki waktu dalam menyamakan data tersebut. Permintaan menunda waktu untuk mencocokkan data itu lantas ditolak Ketua KPU DKI Jakarta Betty Epsilon Idroos.

Dia mengungkapkan, keputusan KPU DKI Jakarta untuk melanjutkan penghitungan suara tidak adil. Menurutnya, saat itu pihaknya ingin mencocokkan jumlah data pemilih tetap (DPT) versi internal Gerindra dengan DPT yang disebutkan KPU Jakarta Selatan.

"DAA1 lagi kami susun, rekap kecamatan disandingkan dengan DB1 seperti di pusat," ujar Syarif.

Sementara itu, Betty mengaku tidak paham alasan saksi Gerindra walk out saat pleno rekapitulasi itu sedang berlangsung. "Tadi dari Kepulauan Seribu cepat, Jakarta Pusat cepat, sebenarnya enggak ada masalah. Makanya saya tanya alasan secara substansinya apa," kata Betty.

Dia menjelaskan, formulir DB1 telah dikirim dan diterima Partai Gerinda sejak pagi. "Sudah dari pagi sebelum kotak dikirim, surat ini sudah dikasih kepada peserta pemilu partai politik," jelasnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement