REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Yunus Takandewa menolak konsep wisata halal yang akan dikembangkan di Labuan Bajo, Manggarai Barat, ujung barat Pulau Flores. Menurut dia, penolakan dari berbagai elemen masyarakat sangat kuat terhadap konsep wisata halal tersebut.
"Untuk itu, konsep ini jelas kami tolak," kata Yunus di Kupang, Kamis.
Menurut Yunus yang juga politikus PDI Perjuangan itu, konsep wisata halal tidak sesuai dengan realita NTT yang memiliki beragam budaya dan potensi lokal. Bahkan, menurut dia, konsep wisata halal justru merugikan posisi daerah setempat sebagai destinasi unggulan.
Yunus mendesak otorita pariwisata untuk segera mengembalikan konsep pembangunan pariwisata yang inklusif, terbuka, dan berbasis masyarakat. Ia yakin dengan begitu maka tujuan pembangunan pariwisata untuk percepatan pemenuhan kesejahteraan masyarakat akan tercapai.
Yunus berpendapat, konsep pembangunan di daerah harus memberikan rasa adil dan aman. Ia menganggap pengembangan wisata halal cenderung mengganggu suasana kebatinan masyarakat NTT.
"Pembangunan daerah harus esuai karakter lokal, tidak perlu memaksakan konsep yang memperkeruh arah dan tujuan pembangunan nasional," kata dia.
Direktur Utama Badan Otorita Pariwisata (BOP) Labuan Bajo Shana Fatina yang berbicara dalam acara sosialisasi paket wisata halal pada 30 April 2019 mengharapkan konsep wisata halal dapat membantu peningkatan jumlah kunjungan wisatawan di daerah itu. Selain itu, menuurt dia, wisata halal diharapkan dapat memperluas pangsa pasar Labuan Bajo, khususnya bagi wisatawan Muslim.