Kamis 09 May 2019 13:38 WIB

Kemenkes Bentuk Tim Kesehatan Pascapemilu 2019

Tim Kesehatan Pascapemilu 2019 tersebut disiagakan di tingkat provinsi dan pusat.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Muhammad Hafil
Ilustrasi pemilihan umum (Pemilu)
Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal
Ilustrasi pemilihan umum (Pemilu)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagai bentuk antisipasi terjadinya masalah kesehatan pascapemilu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) membentuk tim kesehatan. Tim Kesehatan Pascapemilu 2019 tersebut disiagakan di tingkat provinsi dan pusat.

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes Widyawati mengatakan, baik di tingkat provinsi maupun pusat, tenaga kesehatan akan siaga dalam 3 shift. Jumlahnya minimal tiga hingga empat personel pershiftnya mulai tanggal 6 Mei 2019 Mei hingga 25 Mei 2019.

Baca Juga

"Tenaga kesehatan itu terdiri dari dokter umum, spesialis penyakit dalam, spesialis jantung dan pembuluh darah, perawat, serta untuk tingkat pusat dilengkapi spesialis anestes," ujarnya seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Kamis (9/5).

Ia menambahkan, posko kesehatan berada di KPU tingkat provinsi yang di bawah tanggung jawab dinas kesehatan setempat, sementara posko kesehatan di kantor KPU pusat di bawah tanggung jawab Kemenkes. Mengenai jumlah posko, ia menyebut itu tergantung kebutuhan di lapangan.

Tak hanya tenaga kesehatan, Kemenkes juga menyiagakan alat kesehatan, satu unit mobil ambulans dengan fasilitas lengkap baik di komisi pemilihan umum (KPU) provinsi maupun KPU pusat, dan ICU mini.

Sementara itu Menteri Kesehatan Nila Moeloek berharap tidak ada lagi tambahan kasus kematian pada Pemilu kali ini. “Semoga dengan disiagakan tim kesehatan dapat mencegah hal yang tidak diinginkan,” katanya usai rapat koordinasi dengan KPU pusat, Rabu (8/5).

Data KPU pada 17 April hingga 7 Mei 2019 total petugas yang menderita sakit sebanyak 4.310 orang, dan 456 petugas yang meninggal dari total jumlah petugas 7.286.067 orang. Kemudian di DKI Jakarta berdasarkan data dari Dinas Kesahatan provinsi, jumlah yang meninggal sebanyak 18 jiwa, sementara yang sakit sebanyak 2.641 orang dari total petugas 135.531 orang.

Dari 18 yang meninggal tersebut diakibatkan oleh penyakit yang diderita korban, 8 korban karena infark miocard, 4 korban gagal jantung, 1 korban koma hepatikum, 2 korban stroke, 2 korban respiratory failure, dan 1 korban akibat meningitis.

Sebelumnya, Kemenkes telah mengirimkan surat edaran kepada seluruh direktur rumah sakit tentang penyelenggaraan pelayanan kesehatan bagi petugas KPP/PPK yang memerlukan pelayanan kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan pada 23 April 2019. Kemudian pada 29 April 2019 Kemenkes juga mengirimkan surat edaran tentang Audit Medis dan Pelaporan Petugas KPPS/PPK/BAWASLU yang Sakit dan Meninggal di Fasilitas Pelayanan Kesehatan.

Selanjutnya pada 6 Mei 2019 telah dilakukan rapat koordinasi antara KPU, Bawaslu, dinas Kesehatan provinsi dan direktur RS vertikal untuk membahas audit kematian. N

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement