REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi diminta tidak terganggu dengan tagar #PecatBudiKarya di media sosial (medsos). Tagar itu belakangan diketahui muncul lantaran melambungnya harta tiket pesawat terbang di Indonesia.
Munculnya tagar #PecatBudiKarya itu dinilai sebuah kepentingan politis. Karena, kenaikan tiket pesawat terbang bukan sepenuhnya menjadi kewenangan Kemenhub.
"Terkait tagar #PecatBudiKarya, ini agak membingungkan, karena apa yang dituntut dari seorang Budi Karya sepertinya tidak jelas dan lebih kepada kepentingan politik. Kalau soal kenaikan tiket pesawat yang saat ini menjadi pembicaraan rasanya juga bukan sepenuhnya menjadi kewenangan Menhub," kata Ferrari Roemawi Sekjend Relawan Jokowi (ReJO) Rabu, (8/5).
Permasalahannya, tiket pesawat tidak disubsidi berbeda dengan tiket kapal laut dan kereta api yang mendapat PSO dari pemerintah. "Kalaupun dipaksakan menurunkan tarif bagaimana dengan jaminan keselamatan penerbangannya, kalau terkait harga avtur pesawat itu juga bukan domain Menhub," jelas Ferrari.
Mantan anggota DPR RI dari Fraksi Partai demokrat ini menilai, selama ini Menhub telah menjalankan tugasnya dengan cukup baik termasuk menangani masalah transportasi berbasisi online, memantau kelayakan angkutan darat dan laut untuk memastikan keamanan penumpang khususnya terkait arus mudik dan arus balik menjelang dan setelah lebaran.
"Menhub juga secara terus menerus berupaya agar sistim transportasi baru seperti MRT dan LRT dapat berjalan dengan baik dan saat ini MRT sudah beroperasi dengan baik," kata Ferrari.
Berdasarkan fakta-fakta tersebut Menhub telah melaksanakan tugasnya dengan baik, kalaupun ada sedikit kekurangan rasanya wajar-wajar saja.
"Semua manusia pasti ada kekurangannya siapapun yang diangakat menjadi Menhub pasti seorang manusia dengan segala kekurangannya. Selamat bekerja Pak Menhub masih banyak tugas yang harus dikerjakan tidak perlu terganggu dengan segala macam tagar," pungkas Ferrari.