Kamis 09 May 2019 05:28 WIB

Erick Thohir: Masih Terlalu Dini Bahas Kabinet

Erick meyakini Jokowi akan memilih sosok baik di untuk kabinetnya.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Indira Rezkisari
Erick Thohir
Foto: Republika/Prayogi
Erick Thohir

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Erick Thohir mengaku enggan membahas komposisi kabinet pemerintahan calon presiden (capres) Joko Widodo (Jokowi) jika terpilih kembali. Dia menilai, masih terlalu awal untuk membahas pembantu presiden meski perolehan suara Jokowi saat ini masih unggul.

"Saya rasa terlalu dini bicara semacam itu. Saya rasa kami sepakat di sini, bahwa kami kerja bersama-sama memenangkan Pak Jokowi," kata Erick Thohir di Jakarta, Rabu (8/5).

Baca Juga

Pernyataan juga dilontarkan mantan direktur utama Inter Milan itu terkait potensi dirinya untuk menduduki kursi menteri. Erick mengatakan, secara pribadi ia sudah memberikan pernyataan secara terbuka bahwa dirinya tidak akan masuk ke kabinet Jokowi untuk periode kedua nanti.

Meski demikian, pemilik Mahaka Media ini juga tidak menutup pintu jika pada akhirnya Jokowi meminta dirinya untuk ikut aktif dalam pemerintahan. Dia menegaskan, penunjukan menteri merupakan hak prerogatif presiden.

Dia optimistis, Jokowi akan memilih orang-orang yang baik dan bertanggung jawab. Dia mnegatakan, TKN saat ini dalam posisi yang tidak menginginkan hitung-hitungan kekuasaan setelah bekerja memenangkan Jokowi-Ma'ruf Amin.

"Saya rasa gini, beliau yang akan menyusun dan yang pasti di sini tidak ada minta-minta. Saya yakin beliau akan memilih orang yang baik," kata Erick lagi.

Sebelumnya dalam pembaruan data hitung manual TKN, dengan hasil penghitungan di 716.703 TPS seluruh Indonesia, Jokowi-Ma'ruf meraup 80.002.474 suara. Sementara pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno memperoleh 62.665.908 suara.

Sementara dalam situng KPU hingga Kamis (9/5) pukul 03.00, Jokowi-Ma'ruf telah mengantongi 56,23 persen suara. Lawan politik mereka mendapatkan 43,77 persen dukungan masyarakat.

Data berasal dari 594.691 Tempat Pemungutan Suara (TPS) dari total 813.350 TPS secara nasional. Artinya, hitungan suara baru mencangkup 73,11 persen secara keseluruhan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement