Rabu 08 May 2019 21:29 WIB

Republika Meraih Perunggu di Asian Media Awards

Karya unggul itu adalah cover koran Republika bergambar bangkai paus berisi sampah.

Rep: Stevy Maradona/ Red: Andi Nur Aminah
Wakil Redaktur Pelaksana Republika Sri Kumara Dewatasari, menerima piala perunggu di Asian Media Awards, yang berlangsung di wahana Singapore's Flyer.Rabu (8/5) malam.
Foto: Istimewa
Wakil Redaktur Pelaksana Republika Sri Kumara Dewatasari, menerima piala perunggu di Asian Media Awards, yang berlangsung di wahana Singapore's Flyer.Rabu (8/5) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Harian Republika kembali menyabet penghargaan internasional. Halaman depan koran Republika edisi Sabtu 24 November yang bergambar bangkai paus berisi sampah mendapat piala perunggu di Asian Media Awards, Rabu (8/5) malam. Acara penghargaan berlangsung di wahana Singapore's Flyer.

Penghargaan diserahkan di sesi Asian Media Awards 2019 - WAN IFRA Publish Asia 2019. Piala perunggu untuk Republika diserahkan oleh CEO South China Morning Post Gary Liu. Acara ini berlangsung sejak Selasa (7/5) sampai Kamis (9/5) diisi oleh diskusi dan seminar mengenai perkembangan media massa di Asia.

Baca Juga

Dalam grafis bercampur foto itu, Republika menampilkan foto bangkai ikan paus yang ditemukan masyarakat di perairan pantai Wakatobi, Sulawesi, pada 22 Mei.

Ironinya di dalam perut bangkai paus itu terdapat lima kilogram sampah plastik. Republika kemudian mengangkat isu pencemaran sampah plastik sebagai bentuk keprihatinan publik dan ingin mengajak publik ikut peduli dengan isu pencemaran lingkungan.

Wakil Redaktur Pelaksana Republika Sri Kumara Dewatasari yang menerima penghargaan itu mengatakan ia bersyukur atas penghargaan internasional ini.

"Alhamdulillah. Ini ketiga kalinya desain halaman muka Republika menang di tingkat internasional," kata dia.

Mengenai konsep desain halaman tersebut, Kumara menjelaskan ide di balik desain ini adalah sebuah pesan dari gagasan agar kita memberi perhatian kepada masalah sampah plastik. Sampah plastik kini sudah memprihatinkan di Indonesia yang merusak laut.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement