Rabu 08 May 2019 04:03 WIB

Ramadhan Penuh Duka di Gaza

Jalur Gaza dua hari dibombardir tanpa henti oleh pesawat-pesawat tempur Israel

Asap tebal terlihat di Gaza, Palestina, Ahad (5/5), setelah dihantan roket Israel.
Foto:
Seorang remaja Palestina di rumahnya yang hancur akibat serangan udara Israel di Gaza City, Palestina, Senin (6/5).

Israel menuduh Hamas yang berkuasa di Gaza berusaha menekannya agar melonggarkan pembatasan pergerakan orang dan barang keluar dari Gaza, yang menurut otoritas Israel perlu ditindak dengan menghentikan pergerakan Hamas. Di Tepi Barat, Perdana Menteri Mohammad Shtayyeh berjanji akan mengirim bantuan kemanusiaan dan makanan ke Gaza.

"Putaran ini sudah berakhir, tetapi saya khawatir yang lain akan segera dimulai. Kami bercita-cita untuk suatu hari ketika tidak ada yang akan terjadi," kata Adel Mohammad-Ali (55 tahun) pada satu pemakaman kerabatnya.

Sementara itu, sebanyak 13 sekolah di Jalur Gaza rusak parah akibat agresi militer Israel akhir pekan lalu. Pertempuran terbaru antara Israel dan faksi-faksi perlawanan Palestina di Gaza memang disebut sebagai yang terburuk sejak 2014.

Dilaporkan laman al-Araby, Kementerian Pendidikan Gaza yang dikelola Hamas mengatakan, sekolah-sekolah yang rusak berat akibat serangan Israel berada di sepanjang Jalur Gaza.

Lima sekolah dengan kondisi benar-benar hancur berlokasi di Khan Younis Barat. Tak hanya bangunanya yang terkoyak, halaman sekolah itu pun dipenuhi pecahan peluru.

Belum ada pengumuman tentang kapan kegiatan belajar-mengajar di sekolah-sekolah terkait dan sekolah lainnya akan dilanjutkan. Namun, yang pasti hancurnya gedung sekolah makin menyulitkan anak-anak Palestina di Gaza mengakses pendidikan.

Sepanjang akhir pekan lalu, Israel membombardir Gaza dengan serangan udara. Gedung-gedung di wilayah yang terblokade itu porak-poranda. Hingga Selasa (7/5) Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza mencatat sedikitnya 27 warga Palestina gugur.

Korban jiwa teranyar adalah sepasang suami istri yang jasadnya ditemukan tertimbun reruntuhan bangunan, kemarin. Pasangan itu adalah Talal Abu al-Jadyan dan Raghda Muhammad Abu al-Jadyan. Putra mereka yang berusia 12 tahun, Abdul Rahman al-Jaydan, juga diketahu gugur beberapa jam sebelum jenazah kedua orang tuanya ditemukan.

Faksi-faksi perlawanan Palestina, terutama Hamas dan Jihad Islam, membalas serangan Israel dengan meluncurkan ratusan roket ke wilayahnya. Sebanyak empat warga Israel dilaporkan meninggal.

Setelah pertempuran mematikan itu, Israel dan Hamas akhirnya menyepakati gencatan senjata pada Senin. Hal itu tercapai dengan bantuan mediasi dari Mesir. Kendati pejabat Hamas dan Israel tak ada yang mengumumkan secara resmi tentang gencatan senjata tersebut, peperangan seketika berakhir.

Situasi di perbatasan Gaza-Israel kembali senyap. Militer Israel pun telah menarik prajurit dan armada tanknya dari wilayah perbatasan.

(reuters ed: fitriyan zamzami)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement