Selasa 07 May 2019 16:40 WIB

Aktivitas Awan Panas Merapi Turun Sepanjang April

Meski terbilang menurun pada April, kewaspadaan harus tetap tinggi.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
Aktivitas Gunung Merapi.
Foto: Antara.
Aktivitas Gunung Merapi.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Gunung Merapi masih berstatus waspada atau berada di level dua. Namun, dibandingkan aktivitasnya pada Maret, aktivitas Gunung Merapi sepanjang April menunjukkan penurunan signifikan.

Hal itu dapat dilihat dari aktivitas kegempaan yang dikeluarkan. Terlebih, melihat aktivitas Gunung Merapi pada dua pekan terakhir Maret yang aktivitas kegempaannya terbilang cukup tinggi.

Sepanjang April, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat setidaknya 18 guguran awan panas. Aktivitas itu terbilang cukup rendah.

Pasalnya, selama periode 25-31 Maret 2019 saja, tercatat setidaknya 11 guguran awan panas dikeluarkan Gunung Merapi. Masih sama, guguran sebagian besar masih mengarah ke hulu Kali Gendol.

Awan panas dengan jarak luncur paling rendah 1.000 meter terjadi pada 2, 7, 9, 10, dan 14 April 2019. Sedangkan, jarak luncur paling tinggi tercatat 1.450 meter terjadi pada 17 April 2019.

Sedangkan, untuk aktivitas guguran lava pijar terjadi setidaknya 127 kali. Jarak luncur paling rendah tercatat 350 meter pada 9 April 2019, dan jarak luncur paling tinggi tercatat 1.100 meter pada 23 April 2019.

Aktivitas kegempaan pekan terakhir Maret sendiri banyak diwarnai curah hujan yang terkadang tinggi. Sedangkan, sepanjang April, curah hujan terbilang menurun signifikan.

Sejak awal April, aktivitas Gunung Merapi memang terbilang menurun. Selama satu pekan pertama, tercatat cuma ada lima guguran awan panas dan 13 guguran lava pijar yang terjadi.

Untuk guguran awan panas, jarak luncur paling rendah tercatat sekitar 600 meter pada 1 April 2019. Namun, jarak luncur paling tinggi tercatat mencapai 1.000 meter dan terjadi pada 2 dan 7 April 2019.

Sedangkan, untuk lava pijar, jarak luncur terendah tercatat 380 meter terjadi pada 1 April 2019. Namun, untuk jarak luncur tertinggi terjadi pada 2 April 2019 dengan 1.000 meter.

Walau terbilang menurun dibandingkan Maret, kewaspadaan tetap tidak boleh dikendurkan. Terlebih, aktivitas berupa guguran lava pijar tercatat masih cukup tinggi, 127 kali sepanjang April 2019.

Meski terbilang menurun pada April, kewaspadaan harus tetap tinggi. Terlebih, aktivitas kegempaan seperti gempa frekuensi rendah, fase banyak, vulkanik dangkal, tektonik dan hembusan masih terus terjadi.

Kepala BPPTKG, Hanik Humaida mengingatkan, area dalam radius tiga kilometer dari puncak Gunung Merapi masih harus steril dari aktivitas manusia. Kecuali, untuk penelitian kebencanaan dan mitigasi.

"Masyarakat dapat beraktivitas seperti biasa di luar radius tiga kilometer dari puncak Gunung Merapi," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement