REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Untuk menyiapkan sumber daya manusia yang terampil di bidang pertambangan, Micromine menggelar program Academic License Scheme (ALS), dengan mengintegrasikan kerja sama dengan organisasi profesi, akademisi, industri dan pemerintah.
Belum lama ini, Micromine melakukan penandatanganan MOU ALS dengan Masyarakat Geologi Ekonomi Indonesia (MGEI). Kerja sama dilakukan untuk mempersiapkan insan-insan pekerja tambang untuk bisa memanfaatkan teknologi dalam memberikan kemudahan pertambangan di masa depan nanti.
Dengan kerja sama tersebut, MGEI melalui divisi Pengembangan Profesi memiliki visi untuk bisa memberikan ilmu praktis dalam pengolahan software selain ilmu dasar geologi seperti pemetaan.
Kerja sama ini dilakukan dengan penandatanganan antar pihak Micromine yang diwakili oleh Sahrul Hidayat (Regional Manager Micromine Indonesia) dan STJ Budi Santoso (Ketua MGEI), dimana turut hadir Ivan Zelina (Chief Technology Officer) dari Micromine dalam acara tersebut.
Dalam kerja sama tersebut Micromine berkomitmen memberikan 50 dongle software Micromine dimana tiap dongle-nya memilki harga investasi hingga ratusan juta rupiah untuk keperluan pengembangan akademik di Indonesia.
Regional Manager Micromine, Sahrul Hidayat mengatakan misi program ALS adalah menyiapkan talenta muda di Indonesia dalam bidang pertambangan. "Program ALS ini sendiri merupakan bentuk program sosial” jelasnya.
Sahrul menambahkan, Indonesia memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pengembangan software Micromine, khususnya dalam bidang pertambangan. Kantor cabang Micromine di Indonesia membawahi sektor regional di Asia Tenggara. Diharapkan ke depan, talenta-talenta muda Indonesia dapat menerima obor estafet ini dan melanjutkan pengembangan Micromine.
Ketua MGEI, STJ Budi Santoso mengatakan, perkembangan teknologi di bidang tambang sangat membantu industri di Indonesia. Masa depan tambang masih terjamin, dengan penggalian bahan untuk keperluan beberapa industri.
“Ke depan pertambangan masih eksis dengan adanya demand baru terhadap metal, seperti nikel dan kobalt. Nikel dan kobalt digunakan sebagai bahan baku dari pembuatan bahan – bahan elektronik seperti baterai, campuran stainless, dan lain-lain,” jelasnya.