Senin 06 May 2019 12:51 WIB

Temui JK, Dirut BPJS TK: Jumlah Kepesertaan Baru 56 Persen

Kebanyakan yang belum menjadi kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan dari sektor informal.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Esthi Maharani
Direktur Utama Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan Agus Susanto melakukan audiensi dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Jakarta, Senin (6/5).
Foto: Republika/Fauziah Mursid
Direktur Utama Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan Agus Susanto melakukan audiensi dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Jakarta, Senin (6/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan Agus Susanto mengungkap  jumlah kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan yang sudah terdaftar hingga 2019 sekitar 51 juta. Menurut Agus, dari data tersebut jangkauan BPJS Ketenagakerjan baru 56 persen dari jumlah angkatan kerja yang layak menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan sebanyak 91 juta.

Hal itu disampaikan Agus usai audiensi jajaran Direksi BPJS Ketenagakerjaan dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla, Senin (6/5). Menurut Agus, dalam audiensi tersebut, BPJS Ketenagakerjaan menginformasikan data terbaru terkait kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan.

"Kalau dilihat dari angkatan kerja yang eligible untuk menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan itu sejumlah 91 juta. Nah artinya adalah coveragenya adalah 56 persen," ujar Agus saat ditemui di Kantor Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta.

Menurut Agus, jumlah tersebut masih jauh dari target yang diharapkan. Ia mengatakan, kebanyakan yang belum menjadi kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan dari sektor informal. Karenanya, Agus menyebut tantangan BPJS Ketenagakerjaan selanjutnya adalah dapat mengikutsertakan pekerja sektor informal. Menurutnya, berbagai cara pun dilakukan BPJS Ketenagakerjaan untuk mengajak sektor informal menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan dengan pembedayaan masyarakat.

"Kita melakukan pemberdayaan masyarakat, merekrut mereka jadi agen-agen kita yang kita sebut agen perisai, mereka melakukan sosialiasi edukasi pendaftaran," ujar Agus.

Agus mengungkap, BPJS Ketenagakerjaan juga memberikan insentif kepada agen-agen BPJS Ketenagakerjaan yang tersebar di seluruh Indonesia.

"Mereka kita berikan insentif saat ini sekitar 7,5 persen dan sudah ada empat ribu, hampir lima ribu agen-agen BPJS Ketenagakerjaan yang tersebar di seluruh Indonesia yang mereka fokus untuk mendaftarkan pekerja sektor informal dan mikro," ujarnya.

Selain itu, Agus mengungkap pesan Wakil Presiden JK agar BPJS Ketenagakerjaan meningkatkan manfaat dari BPJS Ketenagakerjaan guna mendorong jumlah kepesertaan  BPJS Ketenagekerjaan.

"Untuk mendorong kepesertaan ini bapak wapres pesan kepada kami untuk terus meningkatkan manfaat bagaimana manfaat yang diberikan BPJS Ketenagakerjaan itu bisa optimal dan bisa membantu seluruh pekerja di seluruh Indonesia," ujarnya.

Menurutnya, BPJS Ketenagakerjaan manargetkan jumlah kepesertaan pada 2019 sebanyak 34,5 juta untuk keseluruhan dan 3,5 juta diantaranya kepesertaan dari sektor informal.

"Peserta sebanyak 34,5 juta keseluruhan, kepesertaan sektor informal target kita 3,5 juta jiwa. Tahun lalu capaian 30,5 juta total kepesertaan. Dari jumlah itu informal 3 juta jiwa," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement