REPUBLIKA.CO.ID, SUBANG -- Pembangunan Pelabuhan Patimban, di Pantai Patimban, Kecamatan Pusakanagara, Kabupaten Subang, membawa berkah tersendiri bagi sejumlah pedagang. Pembangunan tersebut berimbas pada peningkatan kunjungan wisatawan ke pantai tersebut.
Dengan banyaknya wisatawan, maka keuntungan yang diraup para pedagang berlipat-lipat. Karwati (42 tahun) pedagang ikan bakar di Pantai Patimban, mengatakan, sebelum ada proyek pembangunan, memang pantai ini sudah banyak dikunjungi wisatawan. Terutama, di akhir pekan. Namun, sejak adanya pembangunan pelabuhan tersebut, tingkat kunjungan wisatawan setiap harinya selalu ramai.
"Ada berkah tersendiri bagi kami yang berdagang di bibir pantai ini," ujar Karwati, kepada Republika.co.id, Ahad (5/5).
Dalam sehari, lanjutnya, omset yang diraupnya minimal Rp 500 ribu. Apalagi, jika akhir pekan, omsetnya naik lima kali lipatnya. Adapun menu yang ditawarkan ke wisatawan, yaitu ikan etong bakar, cumi, udang, es klapa muda, kopi, maupun makanan camilan lainnya.
Tak hanya itu, lanjut Karwati, wisatawan juga bisa memilih menu jajanan lainnya. Karena, pedagang di pantai ini jualannya bervariasi. Seperi, mie ayam, bakso, cilok sampai rujak tumbuk. Untuk harga, dijamin terjangkau.
Akan tetapi, sambung Karwati, para pedagang di kawasan ini yang jumlahnya sekitar 30 orang sedang harap-harap cemas. Karena, lokasi yang kini menjadi area jualan, tepatnya beberapa meter dari bibir pantai, akan direlokasi.
Para pedagang, akan dipindahkan. Tidak boleh lagi berjualan di lokasi itu. Sebab, lokasi tersebut diperuntukan bagi kegiatan lainnya. Bukan, untuk berjualan penduduk lokal.
"Dengar-dengar sih tempat ini akan jadi lokasi perhotelan di kawasan pelabuhan. Tapi, kami belum tahu. Yang jelas, nantinya kami tidak boleh lagi berjualan disini," ujarnya.
Darwan (60 tahun) pedagang mie ayam di Pantai Patimban, mengaku, sangat bersyukur dengan adanya pembangunan pelabuhan ini. Karena, menjadi salah satu magnet menarik wisatawan. Setiap harinya, ratusan wisatawan lokal berdatangan ke wilayah ini.
"Ramainya, bukan karena pegawai proyeknya jajan di kita. Tapi, karena ada proyek ini, maka banyak wisatawan yang berdatangan. Akhirnya, kita yang ketiban berkah," ujar ayah tiga anak ini.
Dalam sehari, lanjut Darwan, dirinya menjual dua kilogram mie bahan baku mie ayam. Omset yang didapatnya, minimal Rp 200 ribu. Sebab, harga semangkok mie ayamnya ini dibandrol Rp 10 ribu.
Dirinya berharap, dengan adanya pelabuhan ini nantinya bisa berdampak positif kepada penduduk setempat. Terutama, dampak perekonomian. Jangan sampai, penduduk lokal tergusur oleh pembangunan. N Ita Nina Winarsih