REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Sehari menjelang puasa di bulan Ramadhan, harga daging sapi di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Purwakarta, melonjak naik. Hari ini, daging sapi dibandrol antara Rp 140 ribu-150 ribu per kilogramnya. Padahal, sebelumnya hanya R 110 ribu-120 ribu per kilogram. Kondisi ini, dikeluhkan sejumlah pedagang satai maranggi yang ada di wilayah tersebut.
Eli Iman (39 tahun) Owner RM Kampung Sate (Kamsat) yang berada di Kampung Babakan Pamengpeuk, Desa Wanasari, Kecamatan Wanayasan, mengatakan, harga daging sapi hari ini melonjak tajam. Kenaikannya mencapai Rp 30 ribu per kilogramnya.
"Kami, biasa beli daging sapi segar untuk kebutuhan Satai Maranggi di Pasar Wanayasa. Tapi, saat membeli daging, harganya bikin mengelus dada," ujar Eli, kepada Republika.co.id, Ahad (5/5).
Menurut Eli, kenaikan harga daging sapi ini jelas memengaruhi usaha kulinernya. Sebab, dengan kenaikan ini membuat modal usahanya turut membengkak. Apalagi, kenaikan harga ini tak hanya terjadi pada daging sapi. Melainkan, sayuran yang jadi bumbu masakan juga masih belum turun harganya.
Seperti, bawang merah masih dikisaran Rp 40 ribu per kilogramnya. Lalu, tomat yang biasanya Rp 8.000, kini menjadi Rp 12 ribu per kilogram. Beruntung, cabai rawit saat ini harganya stabil, Rp 36 ribu per kilogramnya.
Dengan mahalnya harga daging sapi dan sejumlah komoditas ini, lanjut Eli, membuat dirinya dan pedagang satai lainnya kebingungan. Sebab, Eli berencana tidak akan menaikan harga satai marangginya.
"Kalau bisa, kami tak akan menaikan harga. Untuk satu porsi satai maranggi, yang jumlahnya 10 tusuk dan satu porsi nasi putih, harganya hanya Rp 30 ribu," ujarnya.
Tetapi, jika dengan kenaikan ini memengaruhi omzet penjualan, lanjut Eli, maka dirinya terpaksa akan mengurangi ukuran dagingnya. Untuk kebutuhan hari ini saja, Eli membeli 20 kilogram daging sapi segar.