Kamis 02 May 2019 16:29 WIB

Harga Pangan di Tasikmalaya Stabil, Kecuali Bawang Putih

Hasil survei sementara menyebutkan harga bawang putih dari agen sudah mahal.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Nidia Zuraya
Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Tasikmalaya melakukan inspeksi mendadak (sidak) di Pasar Induk Cikurubuk, Kota Tasikmalaya, Kamis (2/5) siang.
Foto: Republika/Bayu Adji P
Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Tasikmalaya melakukan inspeksi mendadak (sidak) di Pasar Induk Cikurubuk, Kota Tasikmalaya, Kamis (2/5) siang.

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMAYALA -- Beberapa harga kebutuhan pokok di Pasar Induk Cikurubuk Kota Tasikmalaya masih stabil jelang memasuki bulan Ramadhan. Namun, ketersediaan bawang putih sedikit susah dicari. Sekalipun ada, harganya menembus Rp 48 ribu per kilogram.

Asisten Daerah (Asda) Kota Tasikmalaya Bidang Ekonomi dan Pembangunan Kuswa Wardana mengakui persoalan kelangkaan pasokan bawang putih. Ia mengatakan, pihaknya akan berkoordinasi dengan Satuan Tugas (Satgas) Ketahanan Pangan untuk mencari titik permasalahannya.

Baca Juga

"Tingkat agen yang kurang suplai atau agennya kosong. Kita harus cari dulu masalahnya," kata dia saat meninjau Pasar Induk Cikurubuk, Kamis (2/5).

Menurut dia, dari hasil survei sementara harga bawang putih dari agen sudah mahal. Pihaknya berjanji akan berupaya melakukan operasi pasar atau pasar murah ke depan di beberapa titik untuk mengatasi kelangkaan dan tingginya harga bawang putih itu.

Selain itu, ke depan ia juga akan mendorong pengusaha untuk membuat agen bawang putih di Kota Tasikmalaya. Pasalnya, selama ini pedagang bawang membeli di agen bawang putih yang ada di Kabupaten Garut.

"Untuk bawang putih, tidak ada agen. Itu kan kaitannya dengan pengusaha, bisa atau tidak di sini. Minimal, kalau ada agen di sini, ongkos transpor bisa dikurang," kata dia.

Sementara itu, Kuswa menambahkan, untuk harga kebutuhan pangan lainnya masih cenderung stabil. Ia mengatakan, kenaikan harga untuk komoditas lain tak terlalu tinggi

"Yang lainnya, bawang merah justru turun, dari Rp 4.000-an jadi Rp 26 ribu. Yang bawang putih masih tetap bertahan, cukup tinggi di kisaran Rp 48 ribu. Itu memang harganya seperti itu," kata dia.

Sementara, harga beras, lanjut dia, masih di kisaran Rp 9.000 hingga Rp 11 ribu. Sedangkan, harga telur, ayam, dan daging, lanjut dia, masih stabil. Karena itu, ia optimistis secara umum ketersediaan pangan akan aman sampai Lebaran.

Salah satu pedagang bawang di Pasar Induk Cukurubuk, Atik (49 tahun) mengatakan, harga bawang putih memang mengalami kenaikan sejak sepekan silam. Menurut dia, hal itu karena pasokan yang susah dari agennya.

"Bawang putih bisanya Rp 24 ribu per kilogram, sekarang Rp 46 ribu per kilogram. Bawang putih pasokan seret," kata dia.

Ia mengaku biasa mengambil bawang putih puluhan karung bawang putih. Namun, saat ini, untuk memesan 10 kilogram bawang putih dari agen, ia kesulitan lantaran pasokan terbatas.

Akibatnya, beberapa pembeli mengeluh. Imbasnya, pemasukan Atik menjadi berkurang.

Ia melanjutkan, saat ini harga bawang merah per kilogramnya Rp 26 ribu. Pasokan bawang merah pun masih terjaga. Harga itu mengalami penurunan sejak dua pekan lalu. Sebelumnya, harga bawang merah bisa menembus Rp 40 ribu per kilogramnya.

Sementara itu, Susi (46) salah satu pedagang cabai mengatakan, kenaikan barang dagangannya hanya berlaku pada cabai merah besar. Kenaikan itu sudah berlaku tiga hari ke belakang, yang biasanya Rp 25 per kilogram menjadi Rp 35 ribu per kilogram.

"Ada yang harga sama, tapi kualitas jelek," kata dia.

Sedangkan, untuk harga cabai rawit dan cabai keriting masih berkisar di angka normal. Menurut dia, harga cabai keriting masih berada di angka Rp 24 ribu per kilogramnya.

Suraini (60), salah seorang pedagang daging, mengatakan, harga dagangannya tak mengalami banyak kenaikan. Saat ini, harga daging per kilogramnya berkisar di angka Rp 115 ribu.

"Hanya naik Rp 5.000," kata dia.

Menurut dia, harga daging biasanya baru akan naik ketika momen menjelang Lebaran. Namun, ia memprediksi harga daging pada momen puasa dan Lebaran tahun ini tak akan lebih dari Rp 120 ribu per kilogram.

Sementara itu, salah seorang pedagang ayam, Uus (35) mengatakan, harga dagangannya naik dari Rp 32 ribu per kilogram menjadi Rp 34 ribu per kilogram. Namun, pasokan daging ayam masih lancar hingga saat ini.

Meski begitu, ia mengalami penurunan pembeli. Pasalnya, menurut dia, menjelang puasa memang jarang orang yang membeli ayam.

"Kalau naik gini, justru kurang. Kalau mau Lebaran, baru tinggi," kata dia.

Ia mengatakan, pada momen Lebaran tahun lalu, harga daging ayam bisa mencapai Rp 38 ribu per kilogram. Ia berharap, Lebaran tahun ini harga ayam tetap stabil agar pelanggannya tak mengeluh.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement