Rabu 01 May 2019 13:52 WIB

Kakek yang Hilang di Sungai Citarik Ditemukan Meninggal

Kakek yang hilang tergelincir di sungai Citarik ditemukan meninggal dunia

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Ahim (70), warga Kampung Putes, Desa Cibodas yang tergelincir di sungai Citarik, Kabupaten Bandung, Senin (29/4) dan hilang berhasil ditemukan Rabu (1/5) pagi. Kondisi korban saat pertama kali ditemukan oleh petugas diketahui telah meninggal dunia.
Foto: Basarnas Jabar
Ahim (70), warga Kampung Putes, Desa Cibodas yang tergelincir di sungai Citarik, Kabupaten Bandung, Senin (29/4) dan hilang berhasil ditemukan Rabu (1/5) pagi. Kondisi korban saat pertama kali ditemukan oleh petugas diketahui telah meninggal dunia.

REPUBLIKA.CO.ID, SOREANG -- Ahim (70), warga Kampung Putes, Desa Cibodas yang tergelincir di sungai Citarik, Kabupaten Bandung, Senin (29/4) dan hilang berhasil ditemukan Rabu (1/5) pagi. Kondisi korban saat pertama kali ditemukan oleh petugas diketahui telah meninggal dunia.

Humas Basarnas Jawa Barat, Joshua Banjarnahor mengungkapkan saat ditemukan oleh tim petugas gabungan, korban sudah dalam keadaan meninggal dunia. Korban langsung dievakuasi dan dibawa ke rumah duka.

"Korban di evakuasi pukul 08.00 wib dan langsung dibawa ke rumah duka, serah terima 08.30 Wib. Korban ditemukan didekat pintu air kurang lebih 2 Km dari lokasi tergelincir," ujarnya melalui pesan singkat kepada Republika.co.id, Rabu (1/5). 

Menurutnya, unsur yang terlibat dalam pencarian yaitu Basarnas Jabar, BPBD Kabupaten Bandung, Polsek Solokan Jeruk dan Koramil Majalaya. Serta unsur masyarakat dan pemerintah desa serta kecamatan.

"Tim rescue kembali ke kantor dan mengusulkan agar penutupan operasi SAR," ungkapnya. Katanya, korban yang tengah berada di pinggir sungai tergelincir. Sehingga masuk ke sungai Citarik, Kecamatan Solokan Jeruk, Kabupaten Bandung.

Ia mengungkapkan, selama proses pencarian pihaknya menerjunkan rescue car, rubber boat satu unit dan perlengkapan pendukung lainnya. "Pencarian kembali dilanjutkan dengan menggunakan perahu karet dan penyisiran tepi sungai," katanya.

Menururtnya, tim dibagi menjadi dua. Tim pertama yang menggunakan perahu karet berusaha membuat gelombang dengan cara membuat angka delapan di permukaan air. Sementara tim darat menyisir sepanjang tepi sungai hingga tiga kilometer.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement