REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Gunung Merapi di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah meluncurkan empat kali guguran lava pijar pada Rabu (1/5). Jarak luncur lava pijar tersebut maksimum 1.000 meter.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida melalui keterangan resminya di Yogyakarta, Rabu, menyebutkan empat guguran lava yang terpantau melalui CCTV mengarah ke hulu Kali Gendol. Guguran itu pada periode pengamatan pukul 00:00-06:00 WIB.
Selain guguran lava, selama periode itu BPPTKG juga merekam 21 kali gempa guguran dengan amplitudo 3-62 mm dan durasi 20-105 detik. Selain itu, sekali gempa embusan dengan amplitudo 3 mm selama 23 detik.
Hasil pengamatan visual menunjukkan asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas tipis, sedang, hingga tebal dan tinggi 100 meter di atas puncak kawah. Angin di gunung itu bertiup lemah hingga sedang ke arah tenggara, selatan, dan barat daya. Suhu udara 16-21 derajat celsius, kelembaban udara 67-99 persen, dan tekanan udara 567.7-708 mmHg.
Hingga saat ini BPPTKG mempertahankan status Gunung Merapi pada Level II atau Waspada dan untuk sementara tidak merekomendasikan kegiatan pendakian kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian yang berkaitan dengan mitigasi bencana.
BPPTKG mengimbau warga tidak melakukan aktivitas dalam radius tiga kilometer dari puncak Gunung Merapi. Sehubungan semakin jauhnya jarak luncur awan panas guguran Merapi, BPPTKG mengimbau warga yang tinggal di kawasan alur Kali Gendol meningkatkan kewaspadaan.
Masyarakat juga diminta tidak terpancing isu-isu mengenai erupsi Gunung Merapi yang tidak jelas sumbernya dan tetap mengikuti arahan aparat pemerintah daerah atau menanyakan langsung ke Pos Pengamatan Gunung Merapi atau kantor BPPTKG, atau melalui media sosial BPPTKG.