REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Badan Pengawas Pemilu menggelar doa bersama dengan sejumlah komisioner Bawaslu untuk mendoakan panitia pengawas pemilu yang meninggal dalam penyelenggaraan pemilu serentak 2019.
"Marilah kita panjatkan doa kepada Allah SWT atas gugurnya para sahabat kita yang telah mendahului kita dalam tugas mengawal demokrasi," kata Ketua Bawaslu, Abhan dalam sambutannya dalam acara doa bersama di Kantor Bawaslu, Jakarta, Senin malam.
Hingga Ahad (28/4) pukul 23.59 WIB, tercatat 72 anggota Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) meninggal dunia dalam penyelenggaraan pemilu 2019.
"Pada hari ini kita doa bersama agar mudah-mudahan sahabat-sahabat kita di dalam menjalankan tugas baik dari Bawaslu maupun KPU diterima di sisi Allah," katanya.
Selain petugas Panwaslu yang meninggal, kata dia, ada juga penyelenggara pemilu yang tengah sakit dan dirawat di rumah sakit.
"Jumlah rawat jalan di rumah sebanyak 189 orang dan rawat inap di rumah sakit sebanyak 305 orang. Mari kita doakan, semoga mereka segera disembuhkan. Yang meninggal dapat diterima Allah dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan," ucap Abhan.
Menurut dia, doa bersama secara serentak ini tidak hanya dilakukan Bawaslu pusat saja, melainkan juga Panwaslu di 34 provinsi.
Abhan mengatakan, Bawaslu telah berupaya agar pemerintah memberikan santunan kepada petugas Panwaslu yang meninggal dan yang sakit.
"Alhamdulillah dari pemerintah sudah keluar surat izin dari Kemenkeu tinggal proses lebih lanjut soal birokrasinya. Mudah-mudahan cepat cair dan disampaikan ke keluarga serta memudahkan yang ada di rumah sakit," katanya.
Abhan pun mengetuk semua karyawan Bawaslu untuk menyisihkan rezekinya untuk membantu keluarga yang terkena musibah.