Senin 29 Apr 2019 18:22 WIB

Malang Raya Bersiap Jadi Daerah Wisata Halal

Malang Raya telah memiliki laboratorium sertifikasi halal.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Nur Aini
Dua santri mengaji di salah satu sudut masjid yang mempunyai interior unik di Masjid Al Hidayah, Karangploso, Malang, Jawa Timur, Sabtu (19/5). Masjid yang terletak di jalur wisata Malang-Batu tersebut sengaja dibangun dengan meniru ornamen kaligrafi di kubah masjid Hagia Sophia di Istanbul Turki.
Foto: Ari Bowo Sucipto/Antara
Dua santri mengaji di salah satu sudut masjid yang mempunyai interior unik di Masjid Al Hidayah, Karangploso, Malang, Jawa Timur, Sabtu (19/5). Masjid yang terletak di jalur wisata Malang-Batu tersebut sengaja dibangun dengan meniru ornamen kaligrafi di kubah masjid Hagia Sophia di Istanbul Turki.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Malang Raya (Kabupaten Malang, Kota Malang, dan Kota Batu) bersiap menjadi daerah wisata halal. Hal itu karena Malang Raya telah memenuhi satu persyaratan penting menuju target tersebut.

"Salah satunya terkait laboratorium sertifikasi halal," ujar Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata Area I Jakarta-Banten, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Wastutik kepada wartawan di Balai Kota Malang, Senin (29/4).

Baca Juga

Menurut Wastutik, Malang sudah memiliki laboratorium sertifikasi halal di lima perguruan tinggi (PT). Kampus-kampus tersebut, yakni Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Universitas Brawijaya (UB), Universitas Negeri Malang (UM), UIN Maulana Malik Ibrahim dan Universitas Islam Malang (UNISMA). Capaian itu menjadi tolok ukur suatu daerah siap atau tidak menjadi tempat wisata halal.

Meski sudah mencapai prasyarat tersebut, Wastutik mengungkapkan, terdapat satu kekurangan yang harus dipenuhi pemerintah. Dalam hal ini perihal komitmen para pemilik restoran, cafe, karaoke, mal, hotel dan sebagainya. "Masyarakat siap nggak hadapi ini? Kalau kita bentuk mereka menjadi wisata halal, siap nggak? Karena tidak semua hotel sanggup, hanya beberapa hotel," kata dia.

Pertumbuhan industri wisata halal menjadi yang terbesar di sektor pariwisata, dalam beberapa tahun terakhir. Berdasarkan catatan Kemenpar, pertumbuhan industri wisata halal dunia pada 2018 menjadi yang terbesar. Jumlah kunjungan wisatawan muslim mencapai 140 juta. Kunjungan wisatawan muslim ditargetkan mencapai 230 juta dengan transaksi pembelanjaan hingga 180 miliar dolar AS pada 2026.

Terget kunjungan wisatawan untuk wisata halal dunia ke Indonesia 2019 sekitar lima juta orang. "Atau tumbuh 42 persen, jika dibandingkan tahun lalu sejumlah 3,5 juta," ujar Wastutik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement