Senin 29 Apr 2019 17:22 WIB

Belasan Petugas KPPS Surabaya Masih Dirawat di RS

Belasan petugas KPPS Surabaya dirawat di RS diduga akibat kelelahan.

Panitia Pemungutan Suara di TPS 005 Kelurahan Babat Jerawat, Kecamatan Pakal, Surabaya, berpakaian ala super hero di Avenger untuk menarik minat masyarakat menyalurkan hak pilihnya pada Pemilu 2019, Rabu (17/4). Belasan anggota KPPS Surabaya dirawat di RS diduga akibat kelelahan sejak mengawal proses Pemilu 2019.
Foto: Republika/Dadang Kurnia
Panitia Pemungutan Suara di TPS 005 Kelurahan Babat Jerawat, Kecamatan Pakal, Surabaya, berpakaian ala super hero di Avenger untuk menarik minat masyarakat menyalurkan hak pilihnya pada Pemilu 2019, Rabu (17/4). Belasan anggota KPPS Surabaya dirawat di RS diduga akibat kelelahan sejak mengawal proses Pemilu 2019.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Sejumlah petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara di Kota Surabaya, Jawa Timur, dilarikan ke rumah sakit setempat akibat kelelahan setelah bertugas dalam rangkaian aktivitas Pemilu 2019. Salah satu petugas, Suharso, masih mendapat perawatan di rumah sakit sejak diopname lima hari lalu.

"Suami saya mengalami sakit epigastrium atau ulu hati usai menjaga TPS sejak 16 April lalu," kata Kasianti saat menunggu suaminya Suharso yang merupakan anggota KPPS TPS 02 Bagian Ketertiban Kelurahan Ploso yang dirawat di RSUD Shoewandi Surabaya, Senin.

Baca Juga

Menurut Kasianti, ini suaminya dirawat lantaran mengalami kelelahan setelah menjaga TPS 02 Kelurahan Ploso, Kecamatan Tambaksari. Namun, kondisi Suharso tidak kunjung membaik.

Kasianti berharap suaminya yang sehari-harinya bekerja sebagai pekerja bangunan ini dapat segera sembuh dan kembali beraktivitas seperti biasanya. Tak hanya itu, keluarga juga berharap agar mendapat uluran tangan dari pemerintah setempat.

Sementara itu, informasi yang diperoleh Antara di internal KPU Surabaya menyebut belasan petugas yang masih menjalani perawatan di rumah sakit di antaranya Fuat, anggota Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Karang Pilang dirawat di RS Wiyung Sejahtera. Selain itu, Abdul Hakim (Ketua Panitia Pemungutan Suara/PPS) Kelurahan Tambakrejo Kecamatan Simokerto dirawat di RS Unair Mulyorejo, Arief (anggota PPS Kelurahan Dr. Soetomo) dirawat di RS Wiliamboot, Dzikri Apriyata (anggota PPK Wonocolo rawat jalan), dan Musaffa Safril (anggota PPK Wonocolo masuk IGD RSAL Dr. Ramelan.

Hingga saat ini, lima orang petugas KPPS di Surabaya lainnya tercatat meninggal dunia diduga kelelahan usai menjalankan tugasnya pada pemungutan dan penghitungan suara Pemilu pada 17 April 2019. Mereka adalah Sunaryo (58), Ketua KPPS TPS 13 Kelurahan Kapas Madya Baru Kecamatan Tambak Sari, Thomy Heru Siswantoro anggota KPPS TPS 19 Kelurahan Pacar Keling Kecamatan Tambak Sari, Badrul Munir anggota KPPS 19 Kelurahan Kedung Baruk Kecamatan Rungkut, Hariono (36) Linmas TPS 45 Kelurahan Kandangan Kecamatan Benowo, dan Sukardji (59) petugas KPPS TPS 36 Kelurahan Dupak, Kecamatan, Krembangan.

Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Surabaya Nur Syamsi sebelumnya mengatakan ada belasan petugas KPPS yang yang sakit karena kelelahan dirawat di rumah sakit. Pihaknya juga memberikan apresiasi khusus kepada petugas KPPS yang meninggal.

Selain itu, KPU Surabaya juga telah mengusulkan KPU pusat untuk memberikan santunan kepada anggota PPK yang gugur. "Kami sudah usulkan ke pusat. Tentu pemerintah daerah dan kawan-kawan penyelenggara Pemilu 2019 secara suka rela untuk memberikan sumbangan kepada keluarga anggota yang gugur," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement