Ahad 28 Apr 2019 17:03 WIB

'Gerakan Milenial Peduli Perdamaian Harus Mengglobal'

Semua pihak baik pemerintah maupun kalangan swasta harus mau berperan aktif.

Generasi milenial.
Foto: pexels
Generasi milenial.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Mengingat karakter dunia maya yang tak terbatas (borderless), maka gerakan kaum milenial peduli perdamaian melalui dunia maya harus menjadi gerakan global. Tentunya dibutuhkan generasi milenial atau duta-duta damai di dunia maya baik pada level nasional, regional hingga global untuk berkolaborasi menebarkan pesan-pesan perdamaian. Hal ini agar para generasi muda ini juga tidak mudah terpapar hal-hal negatif seperti propaganda radikal terorisme maupun ujaran kebencian yang disebarkan melalui dunia maya.

Namun untuk mewujudkan hal tersebut tentunya semua pihak baik dari institusi pemerintah dan kalangan swasta harus mau turut serta berperan aktif dengan  melibatkan para generasi muda dengan memberikan pelatihan untuk mau berpartisipasi dalam melakukan menyebaran konten-konten perdamaian melalui dunia maya.

“Pelatihan-pelatihan seperti yang dilakukan BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme) terhadap para generasi muda untuk menciptakan perdamaian dalam menangkal ujaran kebencian, kekerasan, intoleransi ini sangat penting. Tidak harus dilakukan BNPT saja, Kementerian lain yang terkait dengan pendidikan tehadap generasi muda seperti Kemendikbud, Kemenristek Dikti, Kemenkominfo, Kemenpora harus mau memberikan pelatihan kepada generasi muda untuk mau peduli dalam menyebarkan masalah perdamaian melalui dunia maya,” ujar Guru Besar Sosiologi Politik dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Universitas Indonesia (UI), Prof Iwan Gardono Sujatmiko, Jumat (26/4).

Dikatakan Iwan, perusahaan-perusahaan dengan kegiatan CSR nya juga bisa melibatkan kaum milenial ini untuk menggaungkan perdamaian. Jika nantinya semua pihak itu bisa memggandeng para generasi muda tersebut,  maka lama-lama para generasi muda penggerak perdamaian di dunia maya itu akan menjadi banyak dan akhirnya bisa mengkampanyekan hal tersebut melalui dunia maya secara masif.

“Kalau hal itu bisa ditonjolkan dengan masif, tentunya negara lain akan dapat melihat hal tersebut bahwa Indonesia berupaya mengkampanyekan perdamaian melalui generasi mudanya. Apalagi jaman sekarang teknologi sudah berkembang pesat dan canggih. Semua orang dalam hitungan detik juga bisa langsung melihat, negara lain bisa langsung melihat secara cepat,” ujarnya.

Kalau itu terjadi menurut Iwan, maka Indonesia akan menjadi pelopor bahwa kaum milenial mampu menggaungkan perdamaian tersebut. Apalagi dirinya melihat program yang dilakukan BNPT dengan membentuk Duta Damai Asia Tenggara beberapa hari yang lalu merupakan suatu hal yang sangat luar biasa dalam upaya merangkul kaum milenial di kawasan Asia Tenggara.

“Duta Damai Dunia Maya ini sesuatu yang baru dan bagus. Jadi ada progres kemajuan dari yang semula lingkupnya nasional sekarang berkembang ke wilayah regional. Sehingga ini nanti mungkin bisa juga dicontoh di kawasan lain seperti Asia Selatan atau mungkin juga di Timur Tengah. Dan ini menuurt saya bagus sekali. Tidak menyangka kita bisa seperti ini,” ucap alumni Havard University, Amerika Serikat ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement