Sabtu 27 Apr 2019 21:41 WIB

Cara Tabanan Merawat Kerukunan Umat Beragama

Tabanan Harmoni Festival dihadiri masyarakat dan tokoh lintas agama.

Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti (kiri), Presiden RI ke-5 Megawati Soekarnoputri (tengah) dan Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta (kanan) pada acara pembukaan Tabanan Harmoni Festival (THF) I yang digelar oleh Pemkab Tabanan di panggung Garuda Wisnu Serasi (GWS), Jumat (26/4).
Foto: Pemkab Tabanan
Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti (kiri), Presiden RI ke-5 Megawati Soekarnoputri (tengah) dan Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta (kanan) pada acara pembukaan Tabanan Harmoni Festival (THF) I yang digelar oleh Pemkab Tabanan di panggung Garuda Wisnu Serasi (GWS), Jumat (26/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - - Pemerintah Kabupaten Tabanan menggelar Tabanan Harmoni Festival (THF) I pada 26-27 April 2019 di Garuda Wisnu Serasi, Tabanan, Bali. Festival itu digelar untuk membumikan Pancasila dan merawat kerukunan umat beragama dengan  tema 'Harmony&Unity Membangun Pariwisata Daerah dalam Keharmonisan dan Kebersamaan' 

 

Acara pembukaan yang dimulai pada Jumat (26/4) itu diawali doa bersama dipimpin enam pemuka agama. Selanjutnya, festival diisi pentas seni budaya dari perwakilan enam agama yang ada di Tabanan, yakni agama Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Budha, dan Konghucu.

 

Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti  mengatakan, tujuan diselenggarakannya THF untuk membumikan dan menegakkan Pancasila sebagai ideologi negara dan menyatukan perbedaan di bawah naungan NKRI serta menegakkan rasa kebersamaan. Ia berharap gelaran THF akan menginspirasi daerah lain untuk menggaungkan kerukunan di masyarakat.

 

"Saya berharap Tabanan bisa menggaungkan kerukunan di daerah lain. Meski Tabanan daerah kecil diharapkan selalu berprestasi karena kerukunannya,” kata Ni Putu Eka dalam siaran pers, Sabtu (27/4).

 

Kegiatan tersebut dihadiri Presiden RI ke-5 Megawati Soekarnoputri, Gubernur Bali Wayan Koster, dan kepala daerah lainnya. Turut hadir pula putri dari KH Ma'ruf Amin, Siti Makrifah, Plt Ketua BPIP (Badan Pembina Ideologi Pancasila) Hariyono, dan masyarakat serta para tokoh lintas agama. 

 

Plt BPIP Hariyono mengatakan, Pancasila bukan hanya dasar negara untuk menyatukan semua elemen bangsa Indonesia. "Bung Karno mengatakan Pancasila juga merupakan alat  pemandu bangsa karena nilai-nilainya menuntun bangsa Indonesia menjadi lebih adil dan sejahtera,” ujar Hariyono.

 

Ia berharap penyelenggaraan THF menjadi refleksi dan menuntun bangsa Indonesia menjadi lebih baik. Apalagi, Indonesia baru saja menggelar Pemilu Serentak 2019 untuk memilih presiden dan legislatif.  Oleh karena itu, ia berharap seluruh masyarakat dapat menghargai perbedaan pilihan dan menjunjung tinggi identitas bangsa sebagai negara demokratis.

 

“Peringatan HUT setiap tanggal 17 Agustus adalah peringatan kemerdekaan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dan demokrasi. Demokrasi artinya Pemimpin dipilih oleh rakyat. Karenanya kita harus menghargai dan menunggu hasil akhir dari KPU,” ujarnya.

 

Menurut dia, penyelenggaraan THF bisa menjadi sarana untuk merawat persatuan dan kerukunan bangsa.

 

“Seperti kata Bung Karno, kita bisa menjadi bangsa yang kuat, berkedaulatan dan maju jika kita bersatu. Mari kita bersatu dan menegakkan Pancila karena Pancasila yang menyatukan kita dan menuntun kita menjadi  bangsa yang maju,” tegas Hariyono.

 

Pidato kebangsaan juga dibawakan KH Ma'ruf Amin lewat video. Ia mengatakan Pancasila adalah titik temu dan menyatukan elemen bangsa Indonesia yang banyak dan beraneka ragam. “Pendiri bangsa memikirkan cara untuk menyatukan perbedaan dan keragaman itu dan Pancasila adalah solusinya. Karenanya Pancasila harus menjadi perekat dan inspirasi dalam kehidupan,” ujarnya.

 

Acara THF kemudian dilanjutkan dengan deklarasi membumikan Pancasila yang dilakukan oleh Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Tabanan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement