Jumat 26 Apr 2019 17:47 WIB

BPBD Sulsel Tagih Janji Alat Deteksi Tsunami

BPBD Sulsel pernah dijanjikan alat deteksi tsunami oleh Kepala BMKG

Berbagai jenis buoy untuk deteksi dini sejumlah gejala alam.
Foto: Wikipedia
Berbagai jenis buoy untuk deteksi dini sejumlah gejala alam.

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulawesi Selatan menagih penyediaan alat deteksi tsunami (buoy) yang dijanjikan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Kepala Pelaksana BPBD Sulsel Syamsidar mengatakan pihaknya masih melakukan koordinasi dengan BMKG untuk pengadaan alat deteksi dini tsunami.

Menurutnya Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjanjikan buoy saat melakukan kunjungan ke Makassar beberapa waktu lalu. "Tadi saya ingatkan lagi Kepala BMKG Makassar. Kemarin mereka janji tempatkan buoy di Sulsel juga. Meski tingkat kerawanan gempa kita tidak terlalu tinggi, beda dengan tetangga kita Sulawesi Tengah," katanya pada apel dan simulasi penanganan bencana dalam rangka Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB), Jumat (26/4).

Baca Juga

Apel dan simulasi bencana ini juga dihadiri instansi dan lembaga lain seperti Polri, TNI, Basarnas, Tagana Dinas Sosial, Petugas Medis, PMI dan beberapa relawan kemanusiaan. Syamsidar yang membacakan sambutan seragam Kepala BNPB Doni Monardo mengatakan HKB digelar untuk meningkatkan kapasitas lembaga dan penguatan anggaran penanggulangan bencana.

"Jadi ini bukan kegiatan seremonial belaka. Kita ingin memastikan semua sarana dan prasarana penanggulangan bencana yang dikelola oleh pemerintah dan swasta siap," jelasnya.

Dalam kesempatan tersebut, Syamsibar juga mengingatkan enam instruksi Presiden Joko Widodo terkait HKB yakni mulai dari orientasi pembangunan yang harus memperhatikan risiko bencana.

Kedua dengan pelibatan akademisi dan tim ahli untuk membuat kajian kebencanaan. Ketiga, Gubernur secara otomatis menjadi ketua satuan tugas penanggulangan bencana jika terjadi dan sebagai wakilnya dari pimpinan Polri serta TNI yang ada di daerah.

Keempat yakni pembangunan sistem peringatan dini secara terpadu. Kelima yaitu pelaksanaan edukasi kebencanaan di daerah rawan terutama di tingkat sekolah. Terakhir melakukan simulasi dan latihan penanganan bencana secara berkala.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement