REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Jumat (26/4) memeriksa Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Khofifah diperiksa sebagai saksi dalam penyidikan kasus suap pengisian jabatan di lingkungan Kementerian Agama RI Tahun 2018-2019.
"Siang ini, dari informasi yang saya dapatkan dari tim penyidik di Surabaya ada lima orang saksi yang sedang diperiksa di Ditkrimsus Polda Jatim termasuk saksi Khofifah," kata Juru Bicara KPK Febri Diansyah di Jakarta, Jumat (26/4).
Adapun, kata Febri, saksi lainnya yang diperiksa dari unsur pejabat dan Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kementerian Agama (Kemenag) di daerah Jawa Timur. Terkait pemeriksaan terhadap lima saksi itu, Febri menyatakan bahwa penyidik mendalami pengetahuan mereka tentang tersangka Kepala Kantor Wilayah Kemenag Provinsi Jawa Timur Haris Hasanuddin (HRS).
Untuk diketahui, nama Khofifah sempat disebut oleh Romahurmuziy alias Romi, tersangka lainnya dalam kasus tersebut. Mantan Ketua Umum PPP itu mengaku hanya meneruskan aspirasi soal pengisian jabatan di lingkungan Kementerian Agama RI.
Menurut dia, banyak pihak yang menganggap dirinya sebagai orang yang bisa menyampaikan aspirasi tersebut kepada pihak-pihak yang memang memiliki kewenangan. Ia pun menyontohkan soal jabatan Haris Hasanuddin sebagai Kepala Kantor Wilayah Kemenag Provinsi Jawa Timur. Untuk diketahui, Haris juga telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus suap itu.
"Misalnya seperti yang dilakukan oleh saudara Haris Hasanuddin, yang sekarang juga menjadi persoalan. Apa yang saya terima adalah referensi dari orang-orang, tokoh-tokoh masyarakat, tokoh-tokoh agama yang sangat-sangat qualified dan itu tentu menjadikan saya memiliki dukungan moral. Oh, ternyata orang ini direkomendasikan orang-orang berkualitas," kata Romi di gedung KPK, Jakarta, Jumat (22/3).
Selanjutnya, ia pun menyampaikan kepada pihak-pihak yang berkompeten soal rekomendasi Haris menjadi Kepala Kantor Wilayah Kemenag Provinsi Jawa Timur tersebut. "Jadi, kemudian saya sampaikan itu kepada pihak-pihak yang berkompeten tidak kemudian menghilangkan proses seleksinya. Proses seleksinya itu tidak sama sekali saya intervensi, proses seleksinya itu dilakukan oleh sebuah panitia seleksi yang sangat profesional. Semuanya adalah guru-guru besar dari lingkungan Universitas Islam Negeri se-Indonesia," kata dia.
Soal rekomendasi Haris, Romi pun mengaku menerima aspirasi dari Kiai Asep Saifuddin Halim. "Memang dari awal saya menerima aspirasi itu dari ulama seorang kiai, Kiai Asep Saifuddin Halim yang dia adalah seorang pimpinan ponpes besar di sana," kata Romi.
Kemudian, ia juga mengaku mendengarkan aspirasi dari Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. "Kemudian Ibu Khofifah indar Parawansa, beliau gubernur terpilih yang jelas-jelas mengatakan "Mas Romi percayalah dengan Haris karena Haris ini orang yang pekerjaannya bagus,". Sebagai gubernur terpilih pada waktu itu beliau mengatakan "kalau Mas Haris saya sudah kenal kinerjanya sehingga ke depan sinergi dengan pemprov itu lebih baik", ujar Romi.