REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Harga bawang putih di beberapa pasar tradisional di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) masih tinggi. Hal ini pun dikeluhkan baik dari pedagang maupun pembeli. Kabid Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) DIY Yanto Apriyanto mengatakan pihaknya akan segera melakukan operasi pasar.
Operasi pasar akan dilakukan pada Sabtu (27/4). Operasi pasar ini rencananya akan dilakukan di tiga pasar yakni Pasar Beringharjo, Demangan, dan Kranggan. Operasi pasar yang dilakukan ini juga berdasarkan koordinasi dengan Kementerian Perdagangan (Kemendag).
Saat ini Kemendag juga telah menunjuk lima importir untuk melakukan impor bawang putih dari Cina. Rencananya, akan diimpor 10 ribu ton bawang putih ke seluruh Indonesia di 2019.
"Kalau untuk DIY saya belum tahu pastinya berapa jumlah yang akan dialokasikan. Kalau kebutuhan kita untuk bawang putih setiap tahun ada 500 ribu ton untuk seluruh Indonesia," jelasnya pada Jumat (26/4).
Yanto menjelaskan kenaikan harga bawang putih ini tidak hanya terjadi di Kota Yogyakarta. Kenaikan harga juga terjadi di Bantul, Gunungkidul, dan Kulon Progo.
Operasi pasar yang akan dilakukan nantinya akan lebih menyasar ke konsumen. "Agar harga bisa segera turun. Jadi di bulan puasa harga bawang putih sudah bisa turun," ujarnya.
Salah satunya pedagang di Pasar Demangan, Iis, menyebutharga bawang putih mencapai angka Rp 50 ribu per kilogram. Untuk bawang putih jenis kating mencapai Rp 60 ribu per kilogram. "Ini sudah terjadi sejak beberapa pekan terakhir bawang putih di atas Rp 40 ribu," kata Iis.
Irma selaku pembeli juga mengeluhkan naiknya harga bawang putih. Walaupun mengeluh ia tidak kaget dengan kondisi ini. Kenaikan harga terjadi karena menjelang bulan Ramadhan. "Kan mau masuk bulan puasa, jadi rata-rata kalau harga bahan pokok mahal," ujarnya.